Siaga 1 Natal dan Tahun Baru 2017
Kepada seluruh jaringan Blog I-I di Indonesia dan luar negeri, meskipun bukan bagian kewajiban sebagaimana Intelijen resmi dan polisi, ada baiknya untuk turut serta tetap memperhatikan lingkungan, mendeteksi kemungkinan adanya bahaya bukan saja pada liburan akhir tahun dan tahun baru 2017, namun setidaknya hingga akhir Januari sebagaimana peringatan yang pernah Blog I-I sampaikan dalam artikel Waspada Ancaman Teror Desember 2016 dan Tahun Baru 2017.
Blog I-I sebagai pihak pertama yang menyampaikan secara terbuka kepada publik tentang meningkatnya potensi ancaman teror pada Desember 2016 dan Januari 2017 mohon maaf kepada Polri dan Intelijen karena seharusnya hal ini dilakukan oleh kedua lembaga tersebut. Namun alhamdulillah, puji Tuhan bahwa Polri dalam hal ini Densus dan BIN telah bekerja maksimal dalam deteksi dini dan cegah dini terhadap ancaman teror sejalan dengan peringatan dari Blog I-I.
Penangkapan sejumlah tersangka teroris dan pengungkapan rencana aksi teror bom seringkali dipandang "remeh" karena efek kagetnya masyarakat lebih kecil daripada aksi bom itu sendiri apabila terwujud. Padahal pencegahan adalah yang terbaik dan hal ini merupakan prestasi yang sangat tinggi dari Polri dan BIN. Masyarakat dapat merasakan ketenangan karena berkurangnya potensi ancaman sehingga kegiatan mereka dapat berjalan normal. Namun prestasi pencegahan yang sangat bergantung pada operasi intelijen dan penggalian dari para tersangka yang terlebih dahulu tertangkap seringkali menjadi kurang menarik atau dipandang biasa saja. Sementara apabila terjadi aksi teror dan kemudian terjadi peristiwa heroik kejar-kejaran bahkan saling tembak kemudian masyarakat menjadi heboh dan berita-berita pun menjadi sangat bombastik?
Hal itu tidak lain karena fantasi dan imajinasi serta ingatan historis manusia yang terkuat adalah ketika mengalami peristiwa teror, sementara pencegahan berarti tidak terjadi peristiwa teror dan dapat memancing pikiran yang menganggap pencegahan tersebut bahkan seolah tidak pernah terjadi. Manusia baru merasakan pedihnya aksi teror ketika menyaksikan kematian, darah yang mengalir dari saudaranya yang tidak tahu apa-apa, atau ketika terjadi kerusakan parah akibat ledakan bom. Tiba-tiba setiap orang membicarakannya dan berkomentar atau mendiskusikannya bahkan hingga berhari-hari, berbulan-bulan dan menembus tahunan seperti peristiwa 9/11 di AS atau Bom Bali. Hal itu bahkan menjadi bagian dari pengalaman personal bila anda ada di lokasi menjadi korban luka, bila anda kehilangan anggota keluarga, atau sekedar berada di sekitar lokasi dan menjadi saksi hidup peristiwa teror.
Imajinasi dan ingatan manusia juga diperkuat oleh berbagai peristiwa teror berdarah di seluruh dunia dan film-film yang menggambarkan betapa kejinya aksi teror bom tersebut. Namun kisah-kisah pencegahan sekali lagi menjadi biasa saja dan bahkan dianggap sudah menjadi kewajiban polisi dan intelijen dalam melaksanakan tugasnya.
Namun ingat! dan ingatlah bahwa pencegahan adalah peristiwa terbaik terkait fenomena terorisme, bahkan sesungguhnya aparat polisi dan intelijen yang terlibat dalam operasi pencegahan tersebut layak mendapatkan apresiasi yang setinggi-tingginya.
Menjelang Natal dan Tahun Baru 2017, tentunya aparat Polisi dan Intelijen melaksanakan kewajibannya untuk siaga dan waspada pada level tertinggi. Jaringan Blog I-I telah menyampaikan masukan dan dilaksanakan dengan sangat baik oleh Polisi dan Intelijen dan akan terus mendukung upaya-upaya Kepolisian dan Intelijen dalam menciptakan rasa aman dengan pencegahan aksi teror.
Semoga tidak ada lagi aksi-aksi teror di bumi tercinta Indonesia Raya.
Salam Waskita Intelijen
Dharma Bhakti
Blog I-I sebagai pihak pertama yang menyampaikan secara terbuka kepada publik tentang meningkatnya potensi ancaman teror pada Desember 2016 dan Januari 2017 mohon maaf kepada Polri dan Intelijen karena seharusnya hal ini dilakukan oleh kedua lembaga tersebut. Namun alhamdulillah, puji Tuhan bahwa Polri dalam hal ini Densus dan BIN telah bekerja maksimal dalam deteksi dini dan cegah dini terhadap ancaman teror sejalan dengan peringatan dari Blog I-I.
Penangkapan sejumlah tersangka teroris dan pengungkapan rencana aksi teror bom seringkali dipandang "remeh" karena efek kagetnya masyarakat lebih kecil daripada aksi bom itu sendiri apabila terwujud. Padahal pencegahan adalah yang terbaik dan hal ini merupakan prestasi yang sangat tinggi dari Polri dan BIN. Masyarakat dapat merasakan ketenangan karena berkurangnya potensi ancaman sehingga kegiatan mereka dapat berjalan normal. Namun prestasi pencegahan yang sangat bergantung pada operasi intelijen dan penggalian dari para tersangka yang terlebih dahulu tertangkap seringkali menjadi kurang menarik atau dipandang biasa saja. Sementara apabila terjadi aksi teror dan kemudian terjadi peristiwa heroik kejar-kejaran bahkan saling tembak kemudian masyarakat menjadi heboh dan berita-berita pun menjadi sangat bombastik?
Hal itu tidak lain karena fantasi dan imajinasi serta ingatan historis manusia yang terkuat adalah ketika mengalami peristiwa teror, sementara pencegahan berarti tidak terjadi peristiwa teror dan dapat memancing pikiran yang menganggap pencegahan tersebut bahkan seolah tidak pernah terjadi. Manusia baru merasakan pedihnya aksi teror ketika menyaksikan kematian, darah yang mengalir dari saudaranya yang tidak tahu apa-apa, atau ketika terjadi kerusakan parah akibat ledakan bom. Tiba-tiba setiap orang membicarakannya dan berkomentar atau mendiskusikannya bahkan hingga berhari-hari, berbulan-bulan dan menembus tahunan seperti peristiwa 9/11 di AS atau Bom Bali. Hal itu bahkan menjadi bagian dari pengalaman personal bila anda ada di lokasi menjadi korban luka, bila anda kehilangan anggota keluarga, atau sekedar berada di sekitar lokasi dan menjadi saksi hidup peristiwa teror.
Imajinasi dan ingatan manusia juga diperkuat oleh berbagai peristiwa teror berdarah di seluruh dunia dan film-film yang menggambarkan betapa kejinya aksi teror bom tersebut. Namun kisah-kisah pencegahan sekali lagi menjadi biasa saja dan bahkan dianggap sudah menjadi kewajiban polisi dan intelijen dalam melaksanakan tugasnya.
Namun ingat! dan ingatlah bahwa pencegahan adalah peristiwa terbaik terkait fenomena terorisme, bahkan sesungguhnya aparat polisi dan intelijen yang terlibat dalam operasi pencegahan tersebut layak mendapatkan apresiasi yang setinggi-tingginya.
Menjelang Natal dan Tahun Baru 2017, tentunya aparat Polisi dan Intelijen melaksanakan kewajibannya untuk siaga dan waspada pada level tertinggi. Jaringan Blog I-I telah menyampaikan masukan dan dilaksanakan dengan sangat baik oleh Polisi dan Intelijen dan akan terus mendukung upaya-upaya Kepolisian dan Intelijen dalam menciptakan rasa aman dengan pencegahan aksi teror.
Semoga tidak ada lagi aksi-aksi teror di bumi tercinta Indonesia Raya.
Salam Waskita Intelijen
Dharma Bhakti
Komentar
Posting Komentar