Seri Belajar Intelijen: Bagaimana Menjadi Lebih Cerdas?

Dalam rangka mengisi kekosongan artikel dan analisa Blog I-I terkait isu-isu intelijen, keamanan, dan politik nasional Indonesia, maka Blog I-I hanya akan menyajikan artikel-artikel ringan tips dan trick yang semoga bermanfaat untuk seluruh jaringan sahabat Blog I-I di Indonesia dan di luar negeri. Eyang Seno sebenarnya telah menyiapkan kajian keamanan paska Aksi Bela Islam I, II, dan III dimana alhamdulillah seluruh saran Blog I-I dilaksanakan aparat keamanan khususnya Polisi dan Presiden Jokowi, dan terakhir peringatan ancaman teror  yang disampaikan Blog I-I juga telah direspon dengan sangat baik oleh segenap aparat keamanan khususnya Densus 88. Pencegahan sejumlah rencana aksi teror termasuk terungkapnya kemampuan kelompok teroris membuat bom panci dan rencana serangan ke Istana Negara patut diapresiasi. Kepada Kapolri Tito Karnavian jangan risau atau menjadi lemah dengan manuver pihak-pihak tertentu yang mencoba "merendahkan" makna pengungkapan kasus-kasus terorisme yang dituduhkan sebagai pengalihan. Sekali lagi selamat, dan tetaplah bekerja profesional menciptakan rasa aman dan melindungi bangsa dan negara Indonesia dari ancaman keamanan. Mari kita do'akan Indonesia yang aman dari bahaya.

Artikel berikut ini sesuai dengan judulnya hanyalah sebuah sharing pengalaman pembinaan dan pembentukan insan intelijen yang handal yang dapat dipelajari dan dipraktekan oleh sahabat-sahabat Blog I-I untuk kebaikan.

Tidak ada yang khusus, rahasia ataupun spesial dari pelatihan agar seorang intel menjadi lebih cerdas sesuai dengan makna intelijen itu sendiri yang terkait dengan tingkat intelektual yang tinggi. Sungguh akan sangat menyedihkan apabila insan intelijen tidak lebih dari kumpulan orang-orang bodoh yang tidak mengerti hakikat intelijen atau bahkan menjadi kurang percaya diri dengan kemampuannya.

Tips pertama. Pahami tujuan anda dan mengapa anda ingin menjadi cerdas, apabila tidak memiliki tujuan dalam hidup anda maka anda tidak akan mencapai apa-apa melainkan hanya berputar-putar dalam suatu keadaan tanpa ujung.  Tujuan disini ada yang sangat idealis jangka panjang dan ada yang praktis sehari-hari yang dapat dicapai dan selesai dalam waktu singkat. Tujuan idealis terkait dengan cita-cita anda, sedangkan tujuan - tujuan yang sifatnya praktis adalah yang anda hadapi langsung. Misalnya anda masih duduk dibangku sekolah SD, SMP atau SMA bercita-cita menjadi dokter adalah tujuan idealis, sementara secara praktis anda menghadapi pelajaran sekolah umum dan ujian-ujian. Simpanlah dan kuatkanlah tekad idealisme untuk menjadi dokter tersebut  di hati dan pikiran anda, dan hadapilah realita syarat yang harus segera anda kuasai pada level anda sekarang yakni mata pelajaran ilmu-ilmu alam khususnya biologi, kimia serta matematika dan semua mata pelajaran yang akan mendukung cita-cita idealisme anda tersebut sedini mungkin. Apakah otomatis anda akan menjadi cerdas? Belum tentu karena hal itu juga terkait dengan kapasitas otak dan daya serap anda. Sadari sejauh mana level anda apakah jenius, rata-rata, ataukah lemah. Apabila anda termasuk orang jenius maka peliharalah dan jauhi hal-hal yang dapat merusak kejeniusan anda dan niscaya anda akan mudah mewujudkan cita-cita idealis dan tidak perlu tips ini, tetapi bila anda biasa saja atau bahkan cenderung agak bebal dalam menyerap pelajaran maka anda perlu tips ini.

Kecerdasan manusia bukanlah semata-mata  tercermin dari kisah sukses mewujudkan cita-cita idealis, melainkan juga mengerti diri anda sendiri dan mengukur kemampuan serta memaksimalkan kecerdikan untuk bertahan (survive). Anda punya kemampuan biasa saja tetapi ingin menjadi dokter padahal persaingan untuk masuk universitas kedokteran sangat ketat. Nilai anda rata-rata antara 6 dan 7 apakah mungkin bersaing dengan mereka yang memiliki nilai 8 dan 9? Sangat berat bukan?

Hal pertama yang harus anda lakukan adalah perbaiki sikap mental menyikapi realita posisi kemampuan anda saat ini. Anda dapat berserah diri kepada Yang Maha Kuasa namun jangan menyerah dengan menghentikan usaha-usaha memperbaiki diri anda meningkatkan kemampuan anda dan menaikkan nilai anda dengan ketekunan belajar. Ah semua juga tahu kuncinya belajar, belajar dan belajar bukan? Belajar disini bukan hanya terpaku pada buku dan latihan dari mata pelajaran, melainkan bagian dari memahami diri anda, misalnya: mengapa anda sulit menghafal, mengapa anda sulit memahami konsep ruang dan waktu, mengapa anda sulit memahami angka-angka, mengapa anda gagal paham bahasa verbal, dan seterusnya. Sempatkan bertanya pada diri sendiri tentang persoalan yang dihadapi ketika belajar...terus ulangi dan tanya diri anda sendiri.

Sebagian besar mereka yang bernilai biasa atau atau rendah mengalami kesulitan konsentrasi atau cenderung menyerah dan malas. Dalam pelatihan insan intelijen khusus, ujian pertama yang diberikan kepada peserta pelatihan adalah mengukur daya konsentrasi calon intel. Manusia ada yang dikaruniai daya konsentrasi yang tinggi sehingga mudah dan cepat memahami pelajaran apapun dan mereka sering tampak sebagai orang yang cerdas, padahal semua semata-mata hanya perbedaan waktu penyelesaian sebuah masalah ujian. Artinya dengan pelatihan setiap orang dengan syarat standar (ma'af maksud saya tidak memiliki masalah mental, kejiwaan, atau problem yang terkait dengan intelektualnya yakni IQ rata-rata antara 85 - 115) berpotensi untuk sukses menjadi cerdas dan mewujudkan cita-cita idealisnya. Artinya anda jangan terpaku pada masalah IQ tinggi untuk sukses dalam hidup anda.

Tentu saja di dunia intelijen sesungguhnya persyaratan IQ menjadi lebih tinggi karena akan lebih mudah melatih mereka yang sudah memiliki standar yang tinggi dan juga akan menyingkat waktu pelatihan.

Kembali kepada pelatihan intelijen, bagi mereka yang memiliki daya konsentrasi relatif kurang langkah awal untuk membangkitkan kemampuan konsentrasinya adalah dengan motivasi yang menjadi daya tarik terbesarnya. Misalnya mengapa seseorang mampu menghabiskan waktu berjam-jam untuk main game di komputer namun ngantuk apabila membaca buku sejarah? Apakah anda termasuk golongan ini? Mengapa pula ada orang yang takut dengan matematika namun dapat menghabiskan waktu yang sangat lama untuk mencoret-coret kertasnya dengan gambar-gambar yang menarik? Ada yang sekolah formalnya tidak tinggi namun sukses menjadi pengusaha. Ada yang mampu menghafal Al Quran walaupun pelajaran sekolah umumnya biasa saja. Ada yang sekolah dasar menengahnya biasa saja namun dapat menjadi profesor. Ada yang tidak masuk universitas namun menjadi juara dunia di bidang olah raga. Ada yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain alat musik dan biasa saja dalam pelajaran sekolah. Berbagai kisah sukses dengan kelebihan di satu bidang dan lemah di bidang lain sangat banyak contohnya, hal itu semua mencerminkan kecerdasan yang luar biasa bukan? Artinya jangan pernah berputus asa dan carilah bidang dimana anda tanpa terasa meluangkan waktu yang lama dan anda tidak pernah bosan mengulanginya. Daya tarik merupakan motivasi terbesar dalam menjadi cerdas dalam hidup anda. Terkait dengan daya tarik dan motivasi ini tentunya hindari yang negatif, misalnya anda senangnya bermalas-malas, main game, minum minuman keras, dan menghabiskan waktu dengan hal-hal yang kurang berguna, itu semua akan merusak hidup anda lahir dan bathin.

Kembali kepada cita-cita menjadi dokter, periksalah kembali apakah daya tarik dunia kedokteran sungguh-sungguh mengalir di darah anda dan menjadi penggerak daya belajar anda. Motivasi ini dapat bersumber dari pengalaman di anggota keluarga dan anda mencontohnya, dapat dari niat suci anda ingin menolong sesama manusia dari penderitaan penyakit, dapat juga karena motivasi status, motivasi kekayaan, dan lain sebagainya terserah kepada anda menyikapinya. Tetapi tanpa ketertarikan dan kuatnya motivasi anda, maka cita-cita mejadi kosong dan hampa dan hampir dapat dipastikan sulit terwujud karena anda tidak pernah mempersiapkan diri secara sungguh-sungguh.

Memahami tujuan dan keinginan menjadi cerdas berarti memeriksa dan mengenali diri dan menggali motivasi yang terpendam di dalam diri anda. Ketika anda telah dilihat oleh orang lain sebagai manusia cerdas, anda tidak akan menyadarinya atau bahkan menyombongkan diri karena waktu anda akan habis dengan kesenangan dalam bidang yang anda geluti.

Setelah tahu level konsentrasi, memahami motivasi diri anda, lantas apa lagi? Bila anda sudah tahu level konsentrasi anda maka buatlah pola yang khas milik anda sendiri. Misalnya anda mampu membaca buku pelajaran paling lama 30 menit, maka jangan memaksakan diri untuk membaca selama 2 jam karena lebih dari 30 menit apa yang anda baca akan cepat lupa. Akan lebih baik bila anda membiasakan pola membaca dan mencatat tersebut dalam rentang waktu level konsentrasi anda dan anda selingi dengan hal lain. Tentunya level konsentrasi 30 menit tersebut termasuk rendah dan secara bertahap perlu ditingkatkan. Posisi ideal gabungan dari daya konsentrasi dan daya tarik motivasi adalah ketika anda sudah tidak menyadari bahwa anda membaca buku berjam-jam dengan senang hati bahkan kadang sampai lupa makan.

Pola belajar khas setiap orang berbeda-beda, namun kuncinya adalah disiplin artinya yang sedikit namun berulang-ulang akan memberikan efek yang lebih besar seiring dengan bergulirnya waktu dan suatu saat mungkin anda akan heran dengan kemampuan diri anda yang sudah meningkat pesat. Bahkan ketika anda suksespun kadang masih bertanya-tanya, ah mimpi apa semalam bahwa akhirnya cita-cita anda terwujud padahal anda tidak pernah merasa menjadi orang yang cerdas walau orang lain terkagum-kagum dengan kecerdasan anda.

Semoga bermanfaat,
Dharma Bhakti


Komentar

Postingan Populer