DEMAGOG di Sekitar Jokowi: Sebuah Tanda Awal Kehancuran Jokowi
Sebelum memulai artikel ini ada baiknya kita menyamakan persepsi tentang definisi DEMAGOG. Dalam bahasa asalnya Yunani, dēmagōgos berasal dari kata dēmos ‘the people’ (rakyat) dan agōgos ‘leading’ (memimpin) dari akar kata agein (to lead) menggerakan/mengarahkan/memimpin. Pada pertengahan abad ke 17 istilah tersebut menjadi terkenal dengan istilah demagogue di Eropa. Pemaknaan dēmagōgos maupun demagogue tersebut sejak awal bernuansa negatif, dimana pemimpin penggerak (pemimpin) rakyat tersebut adalah pemimpin yang menyesatkan demi kepentingan pribadinya.
Dalam bahasa Indonesia disesuaikan dengan cara membacanya menjadi DEMAGOG. Kamus Besar Bahasa Indonesia memaknai DEMAGOG tersebut sebagai penggerak (pemimpin) rakyat yang pandai menghasut dan membangkitkan semangat rakyat untuk memperoleh kekuasaan. Arti yang luas dalam KBBI tersebut masih bernuansa agak positif, padahal makna yang sesungguhnya adalah sangat negatif. Untuk memudahkan pemahaman kata DEMAGOG tersebut ada baiknya kita cari lawan katanya yang dalam bahasa Inggris cukup sulit dan hanya ditemukan reconciler, uniter atau peacemaker. Dalam bahasa Indonesia kita dapat menemukan Ratu Adil, Satrio Piningit (Jawa) yang mana semuanya merupakan gambaran harapan dimana seorang pemimpin tidak menggunakan cara-cara yang negatif (provokasi, agitasi, dll) sebagaimana seorang DEMAGOG.
Artikel ini merupakan gabungan antara penglihatan waskita beberapa sesepuh penasihat Blog I-I dan peringatan analisa intelijen yang dihasilkan dari sejumlah masukan komunitas Blog I-I yang secara aktif menganalisa perkembangan politik dan keamanan nasional Indonesia. Sebagai kesimpulan awal, artikel ini khusus ditujukan kepada Presiden Jokowi yang baru terpilih tahun lalu, tentang potensi kehancuran dirinya dan menjadi Presiden Indonesia yang hanya dapat menjabat satu kali masa jabatan apabila peringatan Blog I-I ini tidak diindahkan.
Tanpa bermaksud mengadu domba sesama anggota koalisi pendukung Jokowi atau bahkan melemahkan Pemerintahan Jokowi-JK, Blog I-I merasa berkewajiban untuk menyampaikan peringatan intelijen kepada Presiden Jokowi agar pemerintahannya dapat berjalan dengan baik dan bahkan dapat berlanjut dua periode sehingga program pembangunannya dapat lebih sempurna dan bermanfaat sebesar-besarnya untuk rakyat Indonesia.
Hal paling penting yang ingin disampaikan Blog I-I adalah bahwa di sekitar Presiden Jokowi terdapat sejumlah DEMAGOG yang menumpang memperoleh kekuasaan yang tidak dapat dikendalikan oleh Presiden Jokowi karena adanya tarik-menarik kepentingan yang menyulitkan Presiden Jokowi untuk dapat secara mandiri menjalankan kepemimpinannya. Dalam bahasa oposisi, julukan Presiden BONEKA ada benarnya. Para DEMAGOG di sekitar Jokowi diantaranya adalah para pemimpin Partai Politik yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya, individu berpengaruh yang dibebani kepentingan titipan bisnis tertentu, wakil dari kelompok kepentingan (agama, dll) yang masuk ke dalam elit politik partai, serta para pelacur akademik yang haus petualangan. Mereka sangat efektif dalam melakukan agitasi dan provokasi yang menyebabkan kemenangan Jokowi. Sebenarnya para DEMAGOG tersebut tersebar merata baik di kubu Jokowi maupun Prabowo. Namun artikel ini hanya akan menyoroti kemungkinan perilaku merusak yang dilakukan para DEMAGOG tersebut yang akan mengerus popularitas Jokowi menjelang tahun 2019 nanti.
Mungkin anda para sahabat Blog I-I berpikir bahwa Blog I-I berfantasi dan hanya menduga-duga saja tanpa data yang kuat. Kami katakan begini, tentu Blog I-I tidak akan sembrono membongkar aib para elit DEMAGOG karena justru akan menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu pada awal kepemimpinan Jokowi. Peringatan ini akan terbukti seiring dengan berjalanya waktu, dimana kasus demi kasus akan menimpa koalisi pendukung Jokowi khususnya dari sisi kasus pidana korupsi pada pada level nasional maupun daerah. DEMAGOG jenis ini motivasinya adalah kekuasaan dan uang untuk memelihara kekuasaan tersebut, sebuah lingkaran setan yang sulit dihindari mereka. Kemudian ada juga DEMAGOG yang suka menaruh tokoh-tokoh tertentu di BUMN untuk mengeruk dana politik. Kemudian ada DEMAGOG yang akan menciptakan potensi "permusuhan" dengan mayoritas umat Islam Indonesia dan memecah-belah persatuan sehingga suatu saat nanti Pemerintahan Jokowi akan tampak ANTI ISLAM. Selain itu, ada DEMAGOG yang merupakan wakil-wakil kepentingan Partai Politik dalam Kabinet Jokowi yang akan menggerogoti kewibawaan Pemerintah karena menimbulkan pro-kontra dalam tujuan dan kebijakan yang sesungguhnya hanya untuk kepentingan bisnis pihak yang terkait Partai. Siapa-siapa saja mereka? Kita baru akan dapat menguraikan penglihatan waskita dan analisa ini mulai tahun 2017 dan semakin jelas di tahun 2018-2019. Untuk saat ini, tentunya masih sangat awal dan terlalu prematur untuk mengungkapkan hal tersebut karena bukti-buktinya belum ada.
Bagaimana mungkin Blog I-I dapat menulis tanpa bukti yang biasanya merupakan landasan analisa intelijen. Sekali lagi perlu sahabat Blog I-I sadari bahwa intelijen adalah mereka yang dapat mengungkapkan kabut masa depan. Intelijen bukan pengumpul bahan keterangan atau bukti-bukti yang sudah terlambat atau sekedar untuk bukti hukum, itu adalah tugas Polisi dan bukan intelijen.
Analisa ini bukan tanpa alasan karena kecenderungan dalam kampanye pilpres 2014 sangat jelas dimana baik pendukung Jokowi maupun pendukung Prabowo banyak disusupi DEMAGOG-DEMAGOG yang ingin mencapai tujuan-tujuan sempit yang tidak terkait dengan aspirasi rakyat. Hal inilah yang harus menjadi perhatian Presiden Jokowi untuk dapat mengendalikan para DEMAGOG tersebut sehingga tidak merusak namanya sebagai pemimpin bangsa Indonesia.
Sejauh ini Blog I-I masih percaya bahwa Jokowi bukan DEMAGOG. Bagi Blog I-I, Jokowi hanyalah pemimpin yang LEMAH dan KURANG PERCAYA DIRI serta TIDAK BERKARAKTER KUAT. Karakter kuat yang dimaksud bukan soal berani melakukan ini atau itu terkait kebijakan. Tetapi Jokowi harus kuat dan berani berhadapan dan berbeda pendapat dengan para pendukungnya ketika kepentingan rakyat yang lebih besar dipertaruhkan. Pada saatnya nanti akan terlihat jelas betapa lemahnya Jokowi sehingga akan sering terjadi benturan kebijakan di dalam pemerintahannya. kasus demi kasus akan terjadi. Sementara akan ada DEMAGOG yang menjerumuskan Jokowi dengan pencitraan-pencitraan yang tidak perlu. Apabila Jokowi membiarkan para DEMAGOG tersebut bebas sehingga pada saatnya rakyat akan meninggalkan Jokowi, maka pada saat ini Jokowi telah berubah menjadi DEMAGOG yang haus kekuasaan untuk periode yang kedua. Pada saat itulah Jokowi akan merasakan betapa sulitnya meyakinkan rakyat Indonesia karena Jokowi tidak menyadari bahwa perilakunya, kebijakannya dan sikapnya berserta sejumlah DEMAGOG di sekelilingnya telah menjauhkan rakyat dari dirinya secara nyata.
Apa yang harus dilakukan Jokowi? Setidaknya ada 5 hal yang akan efektif mencegah melemahnya dukungan kepada Jokowi, yakni:
Sepintas lalu, lima hal diatas tampak melemahkan posisi Jokowi bukan? Namun sungguh Blog I-I berani bersumpah bahwa justru sebaliknya akan memperkuat Jokowi dan memastikan Jokowi dapat lanjut terpilih kembali di periode ke-2. Tentu saja cara-cara yang harus ditempuh Jokowi tidak kasar dan konfontatif. Misalnya dalam menghadapi kepentingan PDI-P dan Nasdem, pada saat ada perbedaan Jokowi harus percaya diri berdasarkan pada analisa obyektif yang terbaik untuk kepentingan bangsa tanpa merusak citra PDI-P dan Nasdem. Demikian pula untuk hal-hal yang lainnya, politis dan diplomatis, namun dalam eksekusinya jelas untuk kepentingan rakyat sehingga tidak ada pihak yang dapat mengeksploitasinya untuk melemahkan dukungan kepada Jokowi.
Demikian, semoga bermanfaat dalam dapat dibaca Presiden Jokowi.
Salam Intelijen
Senopati Wirang
Dalam bahasa Indonesia disesuaikan dengan cara membacanya menjadi DEMAGOG. Kamus Besar Bahasa Indonesia memaknai DEMAGOG tersebut sebagai penggerak (pemimpin) rakyat yang pandai menghasut dan membangkitkan semangat rakyat untuk memperoleh kekuasaan. Arti yang luas dalam KBBI tersebut masih bernuansa agak positif, padahal makna yang sesungguhnya adalah sangat negatif. Untuk memudahkan pemahaman kata DEMAGOG tersebut ada baiknya kita cari lawan katanya yang dalam bahasa Inggris cukup sulit dan hanya ditemukan reconciler, uniter atau peacemaker. Dalam bahasa Indonesia kita dapat menemukan Ratu Adil, Satrio Piningit (Jawa) yang mana semuanya merupakan gambaran harapan dimana seorang pemimpin tidak menggunakan cara-cara yang negatif (provokasi, agitasi, dll) sebagaimana seorang DEMAGOG.
Artikel ini merupakan gabungan antara penglihatan waskita beberapa sesepuh penasihat Blog I-I dan peringatan analisa intelijen yang dihasilkan dari sejumlah masukan komunitas Blog I-I yang secara aktif menganalisa perkembangan politik dan keamanan nasional Indonesia. Sebagai kesimpulan awal, artikel ini khusus ditujukan kepada Presiden Jokowi yang baru terpilih tahun lalu, tentang potensi kehancuran dirinya dan menjadi Presiden Indonesia yang hanya dapat menjabat satu kali masa jabatan apabila peringatan Blog I-I ini tidak diindahkan.
Tanpa bermaksud mengadu domba sesama anggota koalisi pendukung Jokowi atau bahkan melemahkan Pemerintahan Jokowi-JK, Blog I-I merasa berkewajiban untuk menyampaikan peringatan intelijen kepada Presiden Jokowi agar pemerintahannya dapat berjalan dengan baik dan bahkan dapat berlanjut dua periode sehingga program pembangunannya dapat lebih sempurna dan bermanfaat sebesar-besarnya untuk rakyat Indonesia.
Hal paling penting yang ingin disampaikan Blog I-I adalah bahwa di sekitar Presiden Jokowi terdapat sejumlah DEMAGOG yang menumpang memperoleh kekuasaan yang tidak dapat dikendalikan oleh Presiden Jokowi karena adanya tarik-menarik kepentingan yang menyulitkan Presiden Jokowi untuk dapat secara mandiri menjalankan kepemimpinannya. Dalam bahasa oposisi, julukan Presiden BONEKA ada benarnya. Para DEMAGOG di sekitar Jokowi diantaranya adalah para pemimpin Partai Politik yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya, individu berpengaruh yang dibebani kepentingan titipan bisnis tertentu, wakil dari kelompok kepentingan (agama, dll) yang masuk ke dalam elit politik partai, serta para pelacur akademik yang haus petualangan. Mereka sangat efektif dalam melakukan agitasi dan provokasi yang menyebabkan kemenangan Jokowi. Sebenarnya para DEMAGOG tersebut tersebar merata baik di kubu Jokowi maupun Prabowo. Namun artikel ini hanya akan menyoroti kemungkinan perilaku merusak yang dilakukan para DEMAGOG tersebut yang akan mengerus popularitas Jokowi menjelang tahun 2019 nanti.
Mungkin anda para sahabat Blog I-I berpikir bahwa Blog I-I berfantasi dan hanya menduga-duga saja tanpa data yang kuat. Kami katakan begini, tentu Blog I-I tidak akan sembrono membongkar aib para elit DEMAGOG karena justru akan menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu pada awal kepemimpinan Jokowi. Peringatan ini akan terbukti seiring dengan berjalanya waktu, dimana kasus demi kasus akan menimpa koalisi pendukung Jokowi khususnya dari sisi kasus pidana korupsi pada pada level nasional maupun daerah. DEMAGOG jenis ini motivasinya adalah kekuasaan dan uang untuk memelihara kekuasaan tersebut, sebuah lingkaran setan yang sulit dihindari mereka. Kemudian ada juga DEMAGOG yang suka menaruh tokoh-tokoh tertentu di BUMN untuk mengeruk dana politik. Kemudian ada DEMAGOG yang akan menciptakan potensi "permusuhan" dengan mayoritas umat Islam Indonesia dan memecah-belah persatuan sehingga suatu saat nanti Pemerintahan Jokowi akan tampak ANTI ISLAM. Selain itu, ada DEMAGOG yang merupakan wakil-wakil kepentingan Partai Politik dalam Kabinet Jokowi yang akan menggerogoti kewibawaan Pemerintah karena menimbulkan pro-kontra dalam tujuan dan kebijakan yang sesungguhnya hanya untuk kepentingan bisnis pihak yang terkait Partai. Siapa-siapa saja mereka? Kita baru akan dapat menguraikan penglihatan waskita dan analisa ini mulai tahun 2017 dan semakin jelas di tahun 2018-2019. Untuk saat ini, tentunya masih sangat awal dan terlalu prematur untuk mengungkapkan hal tersebut karena bukti-buktinya belum ada.
Bagaimana mungkin Blog I-I dapat menulis tanpa bukti yang biasanya merupakan landasan analisa intelijen. Sekali lagi perlu sahabat Blog I-I sadari bahwa intelijen adalah mereka yang dapat mengungkapkan kabut masa depan. Intelijen bukan pengumpul bahan keterangan atau bukti-bukti yang sudah terlambat atau sekedar untuk bukti hukum, itu adalah tugas Polisi dan bukan intelijen.
Analisa ini bukan tanpa alasan karena kecenderungan dalam kampanye pilpres 2014 sangat jelas dimana baik pendukung Jokowi maupun pendukung Prabowo banyak disusupi DEMAGOG-DEMAGOG yang ingin mencapai tujuan-tujuan sempit yang tidak terkait dengan aspirasi rakyat. Hal inilah yang harus menjadi perhatian Presiden Jokowi untuk dapat mengendalikan para DEMAGOG tersebut sehingga tidak merusak namanya sebagai pemimpin bangsa Indonesia.
Sejauh ini Blog I-I masih percaya bahwa Jokowi bukan DEMAGOG. Bagi Blog I-I, Jokowi hanyalah pemimpin yang LEMAH dan KURANG PERCAYA DIRI serta TIDAK BERKARAKTER KUAT. Karakter kuat yang dimaksud bukan soal berani melakukan ini atau itu terkait kebijakan. Tetapi Jokowi harus kuat dan berani berhadapan dan berbeda pendapat dengan para pendukungnya ketika kepentingan rakyat yang lebih besar dipertaruhkan. Pada saatnya nanti akan terlihat jelas betapa lemahnya Jokowi sehingga akan sering terjadi benturan kebijakan di dalam pemerintahannya. kasus demi kasus akan terjadi. Sementara akan ada DEMAGOG yang menjerumuskan Jokowi dengan pencitraan-pencitraan yang tidak perlu. Apabila Jokowi membiarkan para DEMAGOG tersebut bebas sehingga pada saatnya rakyat akan meninggalkan Jokowi, maka pada saat ini Jokowi telah berubah menjadi DEMAGOG yang haus kekuasaan untuk periode yang kedua. Pada saat itulah Jokowi akan merasakan betapa sulitnya meyakinkan rakyat Indonesia karena Jokowi tidak menyadari bahwa perilakunya, kebijakannya dan sikapnya berserta sejumlah DEMAGOG di sekelilingnya telah menjauhkan rakyat dari dirinya secara nyata.
Apa yang harus dilakukan Jokowi? Setidaknya ada 5 hal yang akan efektif mencegah melemahnya dukungan kepada Jokowi, yakni:
- Jokowi harus memperlihatkan independensi yang kuat sebagai PRESIDEN RI dan bukan Presiden Boneka yang mudah ditekan oleh siapapun termasuk partainya sendiri PDI-P dan Pemimpin PDI-P. Kuatnya Jokowi berhadapan dengan kepentingan PDI-P akan melahirkan Jokowi yang juga kuat dapat menghadapi tekanan Partai koalisi lainnya khususnya NASDEM.
- Jokowi harus selalu mengingat setiap ucapan, perbuatan dan janjinya. Jangan berkompromi karena adanya tekanan politik karena prinsip sabdo pandito ratu akan berlaku, dimana yang melanggar akan menjadi terkenal sebagai PEMBOHONG. Hal ini khususnya terkait dengan perlakukan Jokowi kepada para pendukungnya baik dari parpol maupun relawan. Secara lebih luas lagi pernyataan-pernyataan publik dalam bentuk pidato, harus berhati-hati, karena Blog I-I melihat potensi terjerumusnya Jokowi ke dalam berbagai KEBOHONGAN bila tidak berhati-hati terhadap masukan dari orang-orang di sekelilingnya.
- Jokowi harus bersikap adil dan menghindari kontroversi hanya karena mengikuti naluri perasaan. Potensi kontroversi terbesar yang akan dihadapi Jokowi adalah sikap ANTI ISLAM yang pada saatnya nanti akan semakin menguat karena masukan-masukan yang salah tentang gerakan Islam Politik. Generalisasi Islam Politik ke dalam nuansa Negara Islam atau Khilafah merupakan pintu masuk DEMAGOG baik akademis maupun politis yang akan menjebak Jokowi masuk ke dalam lubang permusuhan dengan mayoritas umat Islam Indonesia, dengan pengecualian kelompok Islam munafiqun dan fasik. Lebih jauh lagi isu tersebut akan memecah-belah umat Islam khususnya terkait perbedaan klasik kaum Nahdliyin dengan Salafi dan Wahabi. Meskipun semuanya mengklaim sebagai kaum Ahlul Sunnah wal Jamaah (ASWAJA), namun akan tercipta konflik karena faktor DEMAGOG politik yang menjerumuskan kebijakan Jokowi yang akan cenderung dipandang ANTI ISLAM.
- Jauhi Ahok dan para pendukungnya termasuk mereka yang akan mengklaim diri sebagai kaum millenial namun seseungguhnya opotunis sejati. Mengapa demikian? karena dari sini akan tercipta kontroversi dengan latar belakang analisa track record perjalanan politik Ahok, hanya soal waktu kapan akan meledak. Persoalan pendukung Ahok lebih terletak pada semangat sektarian dan cara kampanye provokatif yang akan berhadapan dengan kemarahan umat Islam. Meskipun Ahok dapat dikatakan seorang pemimpin yang kapabel dan mampu membawa perubahan, kelemahan terbesar Ahok hanya pada soal cara dan mulutnya yang celometan, yang sangat berpotensi untuk menjatuhkannya.
- Pastikan TNI, POLRI, dan BIN untuk NETRAL dalam politik. Apabila perlu ambil tindakan yang tegas kepada oknum pimpinan maupun anggota ketiga Badan tersebut apabila terbukti tidak NETRAL dalam pemilu baik pilkada, pileg maupun pilpres.
Sepintas lalu, lima hal diatas tampak melemahkan posisi Jokowi bukan? Namun sungguh Blog I-I berani bersumpah bahwa justru sebaliknya akan memperkuat Jokowi dan memastikan Jokowi dapat lanjut terpilih kembali di periode ke-2. Tentu saja cara-cara yang harus ditempuh Jokowi tidak kasar dan konfontatif. Misalnya dalam menghadapi kepentingan PDI-P dan Nasdem, pada saat ada perbedaan Jokowi harus percaya diri berdasarkan pada analisa obyektif yang terbaik untuk kepentingan bangsa tanpa merusak citra PDI-P dan Nasdem. Demikian pula untuk hal-hal yang lainnya, politis dan diplomatis, namun dalam eksekusinya jelas untuk kepentingan rakyat sehingga tidak ada pihak yang dapat mengeksploitasinya untuk melemahkan dukungan kepada Jokowi.
Demikian, semoga bermanfaat dalam dapat dibaca Presiden Jokowi.
Salam Intelijen
Senopati Wirang
Komentar
Posting Komentar