Resolusi 2015

Sebulan lebih saya absen dari mengisi Blog I-I karena perjalanan bathin menerawang masa depan Indonesia melalui kontak rahasia ratusan tokoh yang mengaku memiliki waskita atau yang dikenal masyarakat umum sebagai orang pintar, dukun, orang sakti, kyai sakti, pendeta sakti, empu, tuan guru, palukutan, paranormal, ahli klenik, pakar mistik, kahin, ahli metafisika, wali berkaromah, dan berbagai nama lainnya.

Para pembaca mungkin akan mencibir atau mempertanyakan untuk apa melakukan pertemuan dengan mereka yang menjadi "penasihat spiritual" dari tingkatan Presiden sampai Ketua RT dan bahkan wong cilik tersebut. Jawaban saya singkat, yakni karena dunia perdukunan merupakan bagian dari kehidupan keseharian sebagian besar rakyat Indonesia yang masih mudah dipengaruhi karena lemahnya intelektual, percaya diri, lemahnya jiwa/bathiniah, dan mudah berputus-asa, sehingga tidak mengherankan apabila persoalan-persoalan yang sesungguhnya dapat diselesaikan sendiri menjadi bahan konsultasi kepada para dukun tersebut.

Pengalaman saya menangani hampir seluruh orang pintar di nusantara yang dikuasai mantan Presiden Suharto menunjukkan bahwa fenomena pengaruh dunia perdukunan masih cukup kuat di negeri tercinta ini. Terlepas dari faktor kebenaran dan pembuktian peranan para dukun tersebut, saya melihat bahwa gerak bangsa Indonesia sedikit banyak juga terpengaruh oleh dunia perdukunan.

Dalam tulisan ini saya tidak bermaksud menyinggung perasaan atau keyakinan siapapun, namun saya merasa perlu untuk berbagi dengan seluruh anak bangsa Indonesia tentang perlunya membangun seluruh potensi diri kita masing-masing sesuai dengan kemampuan kita sehingga dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara. Kepada sangat sedikit orang pintar yang mampu menyadari kehadiran saya dalam mengkaji masa depan Indonesia, mohon untuk anda simpan sebagai bagian dari kontribusi anda kepada bangsa Indonesia. Kepada yang suka menipu, hentikanlah karena dosa anda akan terus menumpuk bertambah sebanyak orang-orang yang anda tipu. 

Nasihat Pertama, jangan sekali-kali menjadikan "penasihat spiritual" sebagai pegangan hidup satu-satunya yang mengarahkan gerak hidup dan keputusan anda. Bila anda termasuk orang yang kurang percaya diri atau lemah jiwa sehingga telah terjebak dalam dunia perdukunan, maka jadikan nasihat para dukun tersebut hanya sebagai salah satu alternatif atau semacam second opinion untuk mengkonfirmasi alternatif yang telah ada. Berdasarkan pengalaman saya, memang ada sedikit orang-orang yang memiliki linuwih waskita yang benar-benar dapat memberikan masukan yang "tepat". Sayangnya orang-orang tersebut sangatlah sedikit mungkin hanya 1% dan biasanya tidak mempopulerkan diri sebagai orang pintar, malahan cenderung tersembunyi. Sekitar 5% ilmunya kurang dalam dan dapat memberikan masukan yang kadang benar kadang tidak benar, sedangkan sisanya adalah mereka yang mencari keuntungan dari lemahnya jiwa rakyat Indonesia secara umum. Dengan demikian, probabilita anda bertemu dengan orang yang sungguh-sungguh memiliki waskita sangat-sangat kecil. Prosentase terbesar yang akan anda temui adalah penipu-penipu ulung yang hanya bersandar pada dugaan-dugaan yang lama-kelamaan menjadi terlatih karena banyaknya pasien lemah jiwa yang berkonsultasi. Sadar tidak sadar, bahkan para dukun tersebut kebanyakan juga pandai menipu dirinya sendiri karena sudah terjebak dalam keyakinan bahwa dirinya memiliki waskita. Perhatikan betapa maraknya kasus penipuan demi penipuan yang terungkap dan untuk anda ketahui kasus yang tidak terungkap adalah sangat-sangat jauh lebih besar lagi.

Nasihat Kedua, mulailah kembali kepada upaya meluruskan hati dan niat anda dalam kehidupan ini dengan memohon kepada Yang Maha Kuasa dengan bahasa yang lemah lembut menghaturkan harapan dan do'a anda. Mulai dengan langkah kecil, sedikit demi sedikit namun berkelanjutan hingga akhir hayat anda. Niscaya pada saatnya anda akan memiliki kewaspadaan yang luar biasa dalam hidup dan senantiasa menjaga diri anda dari perbuatan-perbuatan yang membahayakan hati, pikiran, dan tubuh fisik anda. Andaipun anda mengalami suatu persoalan yang berat, anda akan menemukan jalan keluar atau mampu menerima keadaan dengan hati yang tenang. Bahkan dapat saya pastikan derajat anda akan jauh lebih tinggi daripada mereka yang melakukan praktek penipuan dengan memanfaatkan lemahnya jiwa masyarakat. Singkat kata, jadilah manusia seutuhnya dengan jiwa yang kuat dan keyakinan yang mantap serta tetap berserah diri pada ketentuan Yang Maha Kuasa.

Nasihat Ketiga, ketika anda menjadi semakin kuat karena ketekunan dalam meluruskan hati anda, sebarluaskanlah pengalaman hidup anda tersebut tanpa mencari keuntungan. Tolonglah orang-orang terdekat anda agar mampu berdiri sendiri bersandar pada kekuatan diri dengan tetap berserah diri kepada Yang Maha Kuasa. Janganlah sombong dengan kemampuan-kemampuan yang murni lahir dari diri anda. Dengan keseimbangan kekuatan fisik dan bathin anda, maka anda akan mampu berkarya secara maksimal di bidang anda masing-masing dengan sandaran yang kuat kepada Yang Maha Kuasa.

Nasihat Keempat, dunia adalah tempatnya masalah sehingga kita pasti akan selalu menemui masalah dimanapun kita berada. Hadapilah masalah tersebut, jangan lari atau berlindung kepada hal-hal yang tidak masuk akal. Bersabar dan berserah dirilah manakala masalah tersebut anda rasakan sangat-sangat berat dan bertahanlah karena sungguh setelah kesulitan akan datang kemudahan.

Nasihat kelima, ingat ujung atau akhir perjalanan anda di dunia adalah kematian yang merupakan peralihan dari alam dunia ke alam berikutnya. Oleh karena itu, janganlah menghabiskan waktu untuk berbuat kejahatan atau hal-hal yang akan anda sesali saat kematian menjemput anda. Berkaryalah untuk dunia anda yang terbaik yang dapat anda lakukan, dan bersiap-siaplah untuk mengakhiri perjalanan hidup anda sewaktu-waktu dengan senantiasa berbuat baik dan berserah diri kepada Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Nasihat tersebut diatas hakikatnya adalah juga nasihat penulis kepada diri sendiri yang semoga dapat bermanfaat kepada seluruh jaringan Blog I-I dan rakyat Indonesia secara umum. 

Bagaimana hasil pertemuan dengan para orang pintar?

Dapat disampaikan disini bahwa hampir tidak ada satupun orang pintar yang paham tentang dinamika global, regional, dan nasional dikaitkan dengan apa yang akan terjadi di tahun 2015. Para ahli keuangan kita di Bank Indonesia jauh lebih mampu meramalkan situasi keuangan Indonesia di tahun 2015 dikaitkan dengan kecenderungan di dunia internasional. Ramalan-ramalan mereka yang berkecimpung di pasar modal juga jauh lebih mendekati kenyataan dibandingkan dengan dugaan-dugaan kosong yang disampaikan oleh mereka yang mengaku orang pintar.

Hanya saja saya mendapatkan beberapa wisdom dari orang pintar tersembunyi yang senantiasa mengingatkan kita sebagai bangsa Indonesia untuk ingat jati diri dan jujur dalam menjalani kehidupan. Kesederhanaan hidup dan penerimaan diri terhadap dinamika kehidupan merupakan langkah ampuh untuk survive di dunia semakin dikuasai liberalisme dan ketimpangan sosial yang semakin tajam. Pesan singkat untuk para pimpinan nasional baik di eksekutif maupun legislatif adalah hentikan berbagai bentuk pencitraan yang lahir dari jiwa demokrasi yang kita impor dengan kesungguhan untuk mengabdikan diri untuk bangsa dan negara. Jangan bicara bombastis dengan janji-janji muluk yang tidak akan dapat anda penuhi karena akan melahirkan kekecewaan yang mendalam dan bahkan kebencian karena tidak mampu menerima kegagalan atau kemandegan. Lebih jauh lagi hentikan penggunaan asesoris kesederhaan dalam bentuk pakaian dan lain-lain untuk membungkus kebijakan yang tidak pro-rakyat. 

Indonesia akan menjadi lebih baik apabila semakin banyak orang Indonesia menjalankan nasihat yang saya sebutkan diatas. Indonesia akan menjadi lebih baik apabila pimpinan nasional kita menjalani kehidupan yang jujur dan sungguh-sungguh dalam mengabdi kepada bangsa dan negara sesuai dengan keahlian profesi di bidang masing-masing. Pencitraan adalah racun yang mematikan dalam demokrasi karena sangat-sangat menarik untuk membunuh cita-cita mulia kita menjadi bangsa yang bermartabat, adil dan makmur. 

Catatan akhir tahun ini sekaligus menjadi resolusi Blog I-I untuk tahun 2015. Dengan sangat banyaknya musibah yang dialami bangsa Indonesia baik akibat bencana alam, maupun kecelakaan di darat, laut, dan udara menjelah tutup tahun 2014 kita semua tentunya berduka dan prihatin. Namun janganlah kita terpaku dalam kesedihan dengan hadirnya bencana demi bencana, marilah kita sama-sama memperbaiki diri dan mempersiapkan diri kita untuk pencegahan bencana, penanganan bencana dan perwujudan kehidupan yang lebih baik.

Semoga bermanfaat,
Senopati Wirang 

Komentar

Postingan Populer