Selamat Jalan Gayatri
Sebelumnya atas nama seluruh komunitas Blog I-I, saya ingin menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas kepergian putri bangsa yang memiliki bakat khusus penguasaan bahasa yakni Gayatri Wailissa (17 tahun) karena sakit pendarahan otak.
Gayatri yang kabarnya menguasai 13 atau 14 bahasa asing segera menarik perhatian publik Indonesia dan Maluku tanah kelahirannya karena dirinya memang spesial dengan kemampuannya tersebut dan telah dikenal karena kiprahnya mewakili Indonesia dalam forum regional dan internasional.
Kepergian Gayatri tentunya menjadi kesedihan tersendiri bagi keluarga dan khususnya orang tuanya, namun hal itu tidak berarti bahwa pernyataan dari orang tua almarhumah bahwa Gayatri adalah anggota BIN dapat dibenarkan karena sebagaimana dinyatakan oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Maluku, Brigadir Jenderal TNI Gustav Agus Irianto, bahwa Gayatri belum direkrut oleh BIN dan hanya bercita-cita untuk menjadi anggota BIN. Penjelasan Jenderal Gustav sudah cukup dan dapat menjawab teka-teki tentang benar-tidaknya Gayatri anggota BIN.
Sayangnya dalam polemik publik terkait intelijen hampir selalu diwarnai oleh keragu-raguan atau rasa percaya tidak percaya tentang apapun pernyataan resmi dari lembaga atau perwakilan lembaga intelijen resmi dimanapun. Sikap tersebut dapat dipahami, dan saya kira disaat keluarga masih merasakan kedukaan akan kurang baik untuk melakukan perdebatan tentang apakah Gayatri anggota BIN atau bukan.
Blog I-I sampai hari ini selalu menerima ratusan komentar yang diminta untuk dirahasiakan, serta mungkin bila ditotal sejak tahunan silam sudah ribuan email dari anak-anak bangsa Indonesia yang menyatakan ingin bergabung dengan komunitas intelijen, khususnya BAKIN atau yang sekarang menjadi BIN. Mengingat minat yang sangat besar dari anak-anak bangsa Indonesia yang ingin mengabdi di bidang intelijen, Blog I-I tidak akan bosan-bosannya menyampaikan agar BERHATI-HATI dengan penipuan yang mengatasnamakan lembaga intelijen atau komunitas intelijen. Khusus Blog I-I sendiri tidak melakukan perekrutan karena komunitas yang terbentuk dalam Blog I-I adalah atas dasar sukarela dan pada umumnya sudah memiliki pekerjaan atau kemandirian. Atas dasar kepedulian terhadap bangsa dan negaralah, Blog I-I dapat terus menyampaikan pesan-pesan melalui artikel singkat sebagai pembelajaran publik di bidang intelijen.
Terkait dengan adanya cerita-cerita tentang pelatihan fisik beladiri, menembak, teknik-teknik giat militer, penyamaran, penguasaan berbagai bahasa, teknologi tinggi dan lain-lain skill intelijen tentunya hal itu merupakan kewajiban sehingga menjadi hal yang sangat biasa bagi anggota intelijen. Namun sebelum anda diperbolehkan untuk bergabung dengan kegiatan-kegiatan yang "berbahaya" tersebut sudah harus lulus dari serangkaian test kesehatan yang sangat lengkap guna menghindari terjadinya kecelakaan. Sejauh ini kecelakaan dalam latihan militer kalangan intelijen yang pernah terjadi terakhir kali adalah di tahun 1980-an atau 1990-an, karena waktu itu pemeriksaan kesehatan belum selengkap sekarang. Selain itu, pada periode awal rekrutmen tidak ada sistem pendidikan one on one atau satu mentor satu murid karena hal itu kurang baik secara psikologis dan lemahnya pengawasan. Sistem mentoring hanya dilakukan kepada calon-calon intel yang sudah memiliki eksistensi di masyarakat dan itupun hanya teknik-teknik intelijen dan bukan latihan fisik. Hal ini merupakan prinsip dasar di seluruh lembaga intelijen termasuk di Russia maupun AS dan negara-negara Eropa lainnya, dengan pengecualian MOSSAD karena mereka semuanya memiliki background militer. Lebih jauh lagi sistem mentoring satu orang satu murid juga hanya dilakukan dengan tujuan transfer ilmu/pengalaman dari petugas intel senior kepada juniornya yang diharapkan akan menggantikannya suatu saat nanti. Adakalanya sistem ini juga tidak berhasil dengan didropnya sang junior karena dinilai kurang berbakat sehingga dialihkan ke unit lain yang lebih mudah.
Rekrutmen BIN yang diketahui oleh jaringan Blog I-I mengikuti sistem kepegawaian PNS/ASN dengan berbagai persyaratan yang ketat termasuk kesehatan, sedangkan rekrutmen Sekolah Intelijen memiliki syarat utama lulusan SMA dan sederajat dengan nilai yang tinggi sehingga cukup banyak tersedia tenaga handal yang juga memiliki kekhususan-kekhususan. Cerita-cerita orang tua Gayatri tentunya patut dihargai walau belum tentu benar terlebih dengan seragam yang tidak terkonfirmasi sebagai seragam yang dikenakan kadet-kadet intelijen junior BIN.
Bagi Blog I-I, minat dan sikap almarhumah Gayatri yang ingin mengabdi kepada bangsa dan negara Indonesia adalah sangat mulia dan biarlah kita mengenangnya demikian, sehingga dapat menjadi inspirasi yang terus hidup bagi generasi muda Indonesia untuk membangun, menjaga, dan memelihara Indonesia Raya yang kita cintai bersama.
Selamat jalan Gayatri....do'a kami mengiringi perjalananmu ke dunia yang lebih baik, Insha Allah.
Salam Intelijen
Senopati Wirang
Komentar
Posting Komentar