Mengapa tiba-tiba ISIS ramai dibicarakan?
Di saat perhatian umat Islam seluruh dunia dan khususnya Indonesia kepada kepedihan rakyat Palestina yang mengalami pembantaian membabi buta Israel, tiba-tiba sejumlah kalangan di Indonesia terpancing oleh provokasi rekrutmen "Jihadis" asal Indonesia oleh ISIS (Islamic State of Iraq and Syria atau Islamic State of Iraq and al-Sham) pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi. Beberapa video propaganda dukungan terhadap ISIS, pernyataan sumpah setia, serta foto maupun yang menunjukkan keberadaan orang-orang asal Indonesia bersama kalangan ISIS telah mendorong BNPT, Kementerian Agama, dan beberapa pihak lain menyoroti dan memberikan pendapat tentang ISIS. Intinya adalah ISIS bertentangan dengan Pancasila, dukungan terhadap ISIS akan diganjar hukuman, himbauan untuk menjauhi ISIS, dst. Berita tentang ISIS:
Bagaimana dengan Indonesia?
Ibarat lingkaran magnet, Indonesia berada pada lingkaran luar konflik "global" terorisme namun tetap memiliki daya magnet yang kuat. Artinya Indonesia bukan sumber konflik, Indonesia bukan sumber masalah, Indonesia juga bukan center of gravity dari apa yang disebut sebagai akar dari penyebab lahirnya radikalisme agama dan terorisme. Namun demikian, Indonesia akan selalu terkait dengan semua dinamika yang terjadi di dunia Islam karena faktor Islam. Betapapun moderatnya Indonesia, umat Islam di Indonesia akan selalu memperhatikan dinamika yang terjadi di dunia Islam. Adalah fakta yang harus kita fahami sebagai fenomena sosial dimana manusia dan kelompok manusia ada yang memiliki keyakinan atau karakter yang mengedepankan penyelesaian dengan damai dan ada yang mengedepankan jalan kekerasan. Dua kelompok tersebut sangat wajar untuk terjadi baik di dalam negara maupun lintas negara. Tanyalah kepada diri anda sendiri masing-masing, bagaimana reaksi anda bila salah seorang atau seluruh anggota keluarga anda dibunuh tanpa adanya justifikasi selain kebencian atau ketidaksukaan. Tentunya akan ada yang memaafkan dan membiarkan proses hukum dunia berjalan, dan ada yang menuntut balas dengan kematian setimpal bukan? Demikian pula yang terjadi di kalangan umat Islam Indonesia.
Ada diantara saudara-saudara kita yang dapat merasakan simpati luar biasa bahkan ikut merasakan kepedihan dan terluka hatinya manakala saudaranya sesama Muslim dibantai di belahan dunia lain, sehingga tergerak hatinya untuk berjihad baik dengan senjata, dengan uang, maupun dengan dukungan lainnya. Namun ada pula saudara-saudara kita yang melihatnya sebagai tragedi kemanusiaan yang harus dihentikan dan menempuh jalur hukum internasional dengan mendorong negara Indonesia mengambil langkah-langkah diplomatik yang efektif. Anda yang berjihad jangan merasa paling benar dan kemudian menganggap saudara-saudara anda sebangsa yang menempuh langkah damai sebagai musuh. Sebaliknya anda yang menempuh jalan damai, jangan mengkriminalisasi saudara-saudara anda yang berjihad sepanjang mereka tidak melanggar hukum nasional Indonesia.
- Menteri Agama: Ideologi ISIS bertentangan dengan Pancasila
- Mengenal Lebih Jauh Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi yang mengutip BBC
- Pendukung ISIS terancam hukuman
- Umat Islam Indonesia agar tidak terpengaruh ISIS
- Video Ajakan Jihad ISIS
- dan seterusnya
Pertanyaan pertama yang muncul dalam benak sejumlah agen Blog I-I dari kalangan garis keras Islam Indonesia adalah: mengapa tiba-tiba berita tentang ISIS menjadi sangat massif seolah ingin menenggelamkan isu pembantaian di Gaza. Demi memelihara keutuhan bangsa Indonesia yang beragama, tentunya Blog I-I harus menghargai concern jaringan Blog I-I dari kalangan umat Islam, sehingga perlu disampaikan kepada publik Indonesia sebagai berikut:
Pertama, sekali lagi ingatlah tentang dinamika dan perkembangan yang sangat pesat dari propaganda modern yang menggerakan pihak lain tanpa disadari. Apa yang diperlukan hanya sebuah pengungkit kecil untuk memancing arah dan gerak suatu opini publik dan bahkan kebijakan suatu negara karena adanya potensi-potensi bahaya terhadap suatu bangsa. Dalam kaitan ini, sekali lagi saya ingin mengingatkan tentang operasi intelijen MOSSAD dengan propaganda modern-nya yang saat ini memiliki target utama menghabisi seluruh sendi-sendi perlawanan bangsa Palestina hingga ke akar-akarnya. Tidak ada isu yang dapat menandingi kekejaman Israel di Gaza selain isu kekerasan serupa yang dapat memberikan kesan sangat jahat, yakni terorisme. Setelah Al Qaeda relatif lebih hati-hati, maka ISIS mengambil posisi yang tepat sebagai pihak yang akan dilukis oleh sejarah (versi Israel dan Barat) sebagai kelompok teroris. Selain itu ISIS juga telah memiliki citra sebagai penghancur "masjid sesat" (karena menurut ISIS dibangun atas dasar penghormatan terhadap makam/kuburan), tidak toleran, menjalankan syariat Islam, dan mengkampanyekan kekerasan baik di wilayah ISIS maupun di wilayah yang dekat dengan pendukung ISIS.
Kedua, klaim-klaim ISIS tersebut barangkali benar adanya berasal dari elit pimpinan ISIS khususnya al-Baghdadi, namun tidak sedikit yang tampak janggal, misalnya dengan maraknya anjuran ISIS untuk memerangi musuh yang dekat daripada memerangi Israel. Himbauan tersebut bukan saja menganggap memerangi Israel dengan memberi bantuan kepada HAMAS sebagai tidak relevan, melainkan juga bahwa memerangi pemimpin Muslim maupun umat Islam yang tidak menjalankan syariat sebagai hal yang lebih penting. Faktor inilah yang kemudian diambil sebagai salah satu dasar kajian ancaman bahwa ISIS akan membahayakan Indonesia oleh sejumlah elit politik di negeri ini. Terkait dengan isu ini, informasi mengenai pembentukan ISIS oleh MOSSAD, CIA, dan MI6 atau berita al-Baghdadi trained by Israeli, dan pandangan dan keyakinan Iran bahwa ISIS bentukan AS perlu dipertimbangkan, meskipun berita bocoran dokumen otentik NSA Snowden tentang ISIS tersebut pernah dinilai sebagai hoax, namun ada baiknya untuk tidak diabaikan.
Saat ini ketergantungan masyarakat dunia terhadap berita internet sangat tinggi, sehingga teknik membanjirnya informasi menjadi pilihan teknik tingkat tinggi propaganda yakni desepsi bertingkat (contoh baca: Teknik Propaganda Internet GCHQ) yang pada ujung tujuannya adalah akan tetap menguntungkan penguasa informasi propaganda. Setidaknya ada tiga analisa Blog I-I tentang masalah ini:
Saat ini ketergantungan masyarakat dunia terhadap berita internet sangat tinggi, sehingga teknik membanjirnya informasi menjadi pilihan teknik tingkat tinggi propaganda yakni desepsi bertingkat (contoh baca: Teknik Propaganda Internet GCHQ) yang pada ujung tujuannya adalah akan tetap menguntungkan penguasa informasi propaganda. Setidaknya ada tiga analisa Blog I-I tentang masalah ini:
- Apabila informasi ISIS bentukan Israel, AS, dan Inggris adalah benar sebagaimana dukungan AS dan negara-negara Arab terhadap Mujahideen Afghanistan ketika memerangi Uni Soviet, maka hal ini akan menguntungkan Israel, AS, dan Inggris karena berarti akan mudah mengeliminasi ISIS di masa mendatang bahkan teori sarang lebah untuk menjaring kelompok radikal seluruh dunia juga dapat diterapkan (menghidupkan program counterterrorism internasional dan mendorong negara-negara di dunia untuk mendukung pemikiran AS dalam melakukan counter terhadap kelompok yang mereka sebut sebagai teroris). Selain itu, hal ini merupakan false flag operation besar-besaran yang lebih sempurna dibandingkan dengan operasi klandestin mendukung Mujahedeen Afghanistan melawan Uni Soviet. Manfaat terbesar dari keberadaan ISIS adalah untuk mengkonter menguatnya pengaruh Iran di kawasan, serta khususnya pengaruh Iran terhadap komunitas Syiah di Irak yang saat ini mendominasi Pemerintahan di Irak, Suriah, Lebanon dan Palestina. Karena AS dan sekutunya tidak dapat berbuat banyak di Suriah yang mendapatkan dukungan dari Rusia, China dan Iran, maka ISIS dapat menjadi proxy dalam kontrol wilayah yang membuat penguasaan wilayah Suriah oleh Rezim Assad menjadi mengecil.
- Apabila informasi ISIS bentukan Israel, AS, dan Inggris adalah hoax, maka hal ini akan tetap menguntungkan pihak-pihak yang tidak menghendaki adanya Daulah Islamiyah seperti Israel, AS, dan Inggris. Namun demikian akan terjadi kejanggalan mengenai darimana ISIS mampu membangun kapabilitas militernya serta mengapa apabila bahaya ISIS sedemikian besarnya belum tampak suatu upaya serius AS dan sekutunya untuk mencegahnya menjadi semakin besar? Hal ini dapat terjawab dengan dugaan kuat adanya dukungan keuangan dari negara-negara teluk khususnya Arab Saudi, Qatar, Kuwait, dan Uni Emirat Arab. Selain itu, keberhasilan ISIS melakukan penguasaan ladang minyak di Suriah sebelah utara juga menjadi sumber keuangan dengan menjualnya melintasi perbatasan Turki. Penguasaan kota Mosul oleh ISIS antara lain juga membuat ISIS memperoleh banyak uang dari bank sentral di kota Mosul yang konon jumlahnya cukup besar yakni sekitar 429 juta dollar. Lalu darimana ISIS memperoleh senjata? Selain senjata rampasan dari hasil penaklukan wilayah, ISIS juga berhasil memperoleh senjata-senjata buatan AS yang juga merupakan rampasan dari pasukan Irak yang dikalahkan. Selain itu, dengan kondisi keuangan ISIS saat ini maka ISIS mampu membeli persenjataan dari pasar gelap senjata internasional. Kembali kepada isu hoax, maka hal ini akan memperkuat jaringan internasional counterterrorism yang cenderung sejalan dengan langkah-langkah yang ditempuh AS.
- Apa yang terjadi dalam fenomena ISIS adalah suatu operasi manipulasi psikologi kepada dunia Islam yang bertujuan membuat dunia Islam semakin terbelakang karena konflik yang berkepanjangan sehingga akhirnya menjadi pecundang karena tidak punya waktu dalam kondisi damai membangun kekuatan politik, ekonomi, dan militer. Perhatikan seluruh dinamika yang saat ini semakin memanas di Libya dan Tunisia, Palestina, Afghanistan dan Pakistan, Lebanon, Yaman, Mesir, dan beberapa negara Afrika, seluruhnya diwarnai nuansa radikalisme agama yang dipicu oleh operasi manipulasi psikologi yang canggih. Sayangnya umat Islam tidak atau belum melihatnya secara jernih karena darah telah tumpah dan emosi telah tergerus, termakan oleh sakitnya, pedihnya konflik bersenjata dan peperangan. Penyelesaian dengan senjata seolah menjadi satu-satunya pilihan karena selain akan menghilangkan dahaga balas dendam, pilihan senjata juga telah terbaca ada di dada setiap Muslim karena hidup yang sesungguhnya bukan di dunia yang fana ini. Penderitaan dalam peperangan bagi Muslim adalah jalan menuju kemuliaan, hal inilah yang memudahkan terjadinya manipulasi psikologi yang bertujuan melemahkan dunia Islam.
Ketiga, tanpa adanya pijakan informasi langsung dari medan pertempuran ISIS di kawasan Irak dan Suriah, tanpa adanya pemahaman yang detail tentang strategi Israel dan kebangkitan kelompok bersenjata dari rakyat Palestina yang mewujud dalam sayap militer HAMAS, tanpa adanya informasi intelijen langsung dari kelompok-kelompok radikal di Indonesia yang sesungguhnya pernah mengalami disorientasi perjuangan, maka Indonesia akan sangat kelihatan tidak memiliki strategi yang komprehensif dalam menangani isu-isu radikalisasi agama atau terorisme. Dengan demikian dinamika ancaman kekerasan dari radikalisme dan terorisme akan terus hidup. Padahal hidupnya masalah radikalisme dan terorisme tersebut juga disebabkan oleh strategi yang lemah, dan pendekatan jangka pendek dengan hukum dan kekerasan polisionil yang sah secara hukum. Sementara itu, dinamika yang tampak dari puluhan video-video yang menggambarkan kelompok pendukung ISIS di Indonesia akan terlihat sebagai sebuah potensi ancaman yang besar bagi negara dan bangsa Indonesia.
Bagaimana dengan Indonesia?
Ibarat lingkaran magnet, Indonesia berada pada lingkaran luar konflik "global" terorisme namun tetap memiliki daya magnet yang kuat. Artinya Indonesia bukan sumber konflik, Indonesia bukan sumber masalah, Indonesia juga bukan center of gravity dari apa yang disebut sebagai akar dari penyebab lahirnya radikalisme agama dan terorisme. Namun demikian, Indonesia akan selalu terkait dengan semua dinamika yang terjadi di dunia Islam karena faktor Islam. Betapapun moderatnya Indonesia, umat Islam di Indonesia akan selalu memperhatikan dinamika yang terjadi di dunia Islam. Adalah fakta yang harus kita fahami sebagai fenomena sosial dimana manusia dan kelompok manusia ada yang memiliki keyakinan atau karakter yang mengedepankan penyelesaian dengan damai dan ada yang mengedepankan jalan kekerasan. Dua kelompok tersebut sangat wajar untuk terjadi baik di dalam negara maupun lintas negara. Tanyalah kepada diri anda sendiri masing-masing, bagaimana reaksi anda bila salah seorang atau seluruh anggota keluarga anda dibunuh tanpa adanya justifikasi selain kebencian atau ketidaksukaan. Tentunya akan ada yang memaafkan dan membiarkan proses hukum dunia berjalan, dan ada yang menuntut balas dengan kematian setimpal bukan? Demikian pula yang terjadi di kalangan umat Islam Indonesia.
Ada diantara saudara-saudara kita yang dapat merasakan simpati luar biasa bahkan ikut merasakan kepedihan dan terluka hatinya manakala saudaranya sesama Muslim dibantai di belahan dunia lain, sehingga tergerak hatinya untuk berjihad baik dengan senjata, dengan uang, maupun dengan dukungan lainnya. Namun ada pula saudara-saudara kita yang melihatnya sebagai tragedi kemanusiaan yang harus dihentikan dan menempuh jalur hukum internasional dengan mendorong negara Indonesia mengambil langkah-langkah diplomatik yang efektif. Anda yang berjihad jangan merasa paling benar dan kemudian menganggap saudara-saudara anda sebangsa yang menempuh langkah damai sebagai musuh. Sebaliknya anda yang menempuh jalan damai, jangan mengkriminalisasi saudara-saudara anda yang berjihad sepanjang mereka tidak melanggar hukum nasional Indonesia.
Benar bahwa ISIS berpotensi mendorong radikalisasi sebagian kecil umat Islam Indonesia, namun juga benar bahwa isu ISIS dihembuskan semakin kencang setelah perhatian dunia kepada Gaza meningkat tajam. Walaupun saat ini ISIS menguasai wilayah yang relatif luas mencakup sebagian wilayah Irak dan Suriah, namun hal itu tidak ada bedanya dengan Taliban di Afghanistan, yakni penguasaan tersebut sangat mudah ditundukkan apabila AS dan sekutunya mau melakukan sesuatu sebelum terlambat. ISIS merupakan jawaban terhadap rezim Syiah yang menguasai Irak dan Suriah dan akan terus demikian karena sejarah tidak dapat diputar ulang, dan kunci-kunci pemicu perang sudah terbuka sejak serangan AS ke Irak dan konflik perang saudara di Suriah pecah. Apakah bangsa Indonesia mengerti, apakah umat Islam Indonesia mengerti?
Mungkinkah Daulah Islamiyah model ISIS dapat dengan mudahnya berdiri tanpa adanya dukungan negara besar atau minimal negara besar tutup mata dan membiarkan ISIS menguasai wilayah yang saat ini diklaim oleh ISIS? Sekuat apa militer ISIS sesungguhnya? Apakah umat Islam dapat bersandar kepada ramalan kebangkitan Daulah Islamiyah setiap seratus tahun atau setiap lima ratus tahun dst, tanpa ada kekuatan nyata berupa kekuatan ekonomi, politik, militer, dan penerimaan publik yang luas. Melihat fakta-fakta tersebut, apakah umat Islam Indonesia memiliki cukup keyakinan untuk mendukung Daulah Islamiyah yang belum jelas siapa arsiteknya, apakah murni kehebatan al-Baghdadi dan elit di sekelilingnya, ataukah Israel, AS, dan Inggris sebagai proxy menghadapi kelompok Syiah yang didukung Iran dan Russia. Sebelum anda melangkah terlibat dalam konflik di Timur Tengah, pelajarilah geopolitik kawasan dan permainan negara-negara besar khususnya AS dan sekutunya (termasuk Israel), Russia, China, Iran, dan Arab Saudi. Perhatikan juga isu energi dan penguasaan secara efektif kawasan-kawasan yang memiliki kekayaan minyak bumi sebagai jaminan pasokan energi. Niscaya anda yang berjihad akan dapat merasakan penderitaan peperangan secara langsung, namun sayangnya anda tidak akan melihat strategi besar yang menggerakan terjadinya konflik tersebut, ketika anda sangat terpengaruh oleh suasana perang, anda kemudian akan melihat saudara-saudara anda di tanah air Indonesia yang tidak berjihad atau bahkan berpandangan liberal sebagai musuh. Hal ini kemudian menjadi bonus dengan terciptanya konflik antara Muslim Jihadi dengan Muslim non-Jihadi yang didorong oleh fatwa untuk memerangi musuh yang dekat. Artinya seluruh dunia Islam diharapkan akan berkonflik sebagai efek domino dari konflik yang terjadi di Timur Tengah.
Manipulasi psikologis merupakan teknik propaganda yang sangat jahat yang meracuni pikiran kita, hati kita, dan bahkan jiwa kita apabila kita tidak memiliki obatnya. Sungguh setiap penyakit akan ada obatnya, demikian pula menghadapi operasi manipulasi psikologis ini. Bagi anda yang Muslim banyak-banyaklah membaca Al-Quran dan renungkanlah ayat-ayat tentang tipu daya syaithan dan orang-orang yang memusuhi Islam serta bangunlah persaudaraan Indonesia, bagi anda yang nasionalis sejati merah-putih perkuatlah pembangunan karakter bangsa Indonesia yang demokratis, religious, toleran, saling menghormati, berkeadilan dan berkerakyatan, bagi anda yang non-Muslim kembalilah kepada kitab anda masing-masing dan renungkanlah kebangsaan Indonesia yang jujur dan dukunglah pembangunan bangsa Indonesia yang bermartabat. Hal ini hanyalah introspeksi internal masing-masing dalam rangka menjernihkan akal pikiran kita dari jutaan informasi yang bercampur dalam pemberitaan internasional.
Langkah selanjutnya adalah teliti setiap informasi yang anda terima tentang konflik-konflik yang terjadi di dunia yang dapat berdampak ke Indonesia. Berhati-hatilah dengan statement atau opini-opini dan analisa-analisa yang dikembangkan oleh pengamat-pengamat. Adapun langkah kewaspadaan informasi dapat dilakukan dengan langkah sbb:
Pertama bacalah fakta-fakta, Ingat ! hanya fakta tanpa opini, bahkan opini dan emosi anda sendiri
Kedua lakukan perbandingan dari fakta-fakta yang beredar dan lakukan crosscheck
Ketiga perhatikan sikap/kebijakan negara, kelompok negara dan kelompok non-negara
Keempat fokus pada pernyataan-pernyataan resmi pihak-pihak yang berkonflik
Kelima bandingan pernyataan resmi pihak-pihak yang berkonflik tsb dengan fakta-fakta
Keenam mulailah mencoba memahami maksud dan tujuan dari suatu pernyataan resmi
Ketujuh update segera fakta-fakta yang berkembang dari waktu ke waktu
Dengan tujuh langkah tersebut diharapkan anda akan lebih kuat dalam memfilter upaya manipulasi psikologis baik yang mendorong anda untuk berjihad maupun yang mendorong anda membenci jihad. Kedua hal tersebut merupakan bagian dari upaya membenturkan konflik internal di dunia Islam. Berhati-hatilah dalam setiap kali mendengar atau membaca informasi, bahkan termasuk yang saya tulis karena saya juga hanya manusia yang dhaif yang tidak luput dari kekeliruan yang lahir dari kurangnya informasi atau lemahnya nalar saya.
Demikian sedikit ulasan tentang ISIS, semoga bermanfaat.
Senopati Wirang
Manipulasi psikologis merupakan teknik propaganda yang sangat jahat yang meracuni pikiran kita, hati kita, dan bahkan jiwa kita apabila kita tidak memiliki obatnya. Sungguh setiap penyakit akan ada obatnya, demikian pula menghadapi operasi manipulasi psikologis ini. Bagi anda yang Muslim banyak-banyaklah membaca Al-Quran dan renungkanlah ayat-ayat tentang tipu daya syaithan dan orang-orang yang memusuhi Islam serta bangunlah persaudaraan Indonesia, bagi anda yang nasionalis sejati merah-putih perkuatlah pembangunan karakter bangsa Indonesia yang demokratis, religious, toleran, saling menghormati, berkeadilan dan berkerakyatan, bagi anda yang non-Muslim kembalilah kepada kitab anda masing-masing dan renungkanlah kebangsaan Indonesia yang jujur dan dukunglah pembangunan bangsa Indonesia yang bermartabat. Hal ini hanyalah introspeksi internal masing-masing dalam rangka menjernihkan akal pikiran kita dari jutaan informasi yang bercampur dalam pemberitaan internasional.
Langkah selanjutnya adalah teliti setiap informasi yang anda terima tentang konflik-konflik yang terjadi di dunia yang dapat berdampak ke Indonesia. Berhati-hatilah dengan statement atau opini-opini dan analisa-analisa yang dikembangkan oleh pengamat-pengamat. Adapun langkah kewaspadaan informasi dapat dilakukan dengan langkah sbb:
Pertama bacalah fakta-fakta, Ingat ! hanya fakta tanpa opini, bahkan opini dan emosi anda sendiri
Kedua lakukan perbandingan dari fakta-fakta yang beredar dan lakukan crosscheck
Ketiga perhatikan sikap/kebijakan negara, kelompok negara dan kelompok non-negara
Keempat fokus pada pernyataan-pernyataan resmi pihak-pihak yang berkonflik
Kelima bandingan pernyataan resmi pihak-pihak yang berkonflik tsb dengan fakta-fakta
Keenam mulailah mencoba memahami maksud dan tujuan dari suatu pernyataan resmi
Ketujuh update segera fakta-fakta yang berkembang dari waktu ke waktu
Dengan tujuh langkah tersebut diharapkan anda akan lebih kuat dalam memfilter upaya manipulasi psikologis baik yang mendorong anda untuk berjihad maupun yang mendorong anda membenci jihad. Kedua hal tersebut merupakan bagian dari upaya membenturkan konflik internal di dunia Islam. Berhati-hatilah dalam setiap kali mendengar atau membaca informasi, bahkan termasuk yang saya tulis karena saya juga hanya manusia yang dhaif yang tidak luput dari kekeliruan yang lahir dari kurangnya informasi atau lemahnya nalar saya.
Demikian sedikit ulasan tentang ISIS, semoga bermanfaat.
Senopati Wirang
Komentar
Posting Komentar