Mengapa HAMAS menembakan roket ke Israel?
Artikel Blog I-I berjudul Mengapa AS Merestui Serangan Brutal Israel ke Gaza telah mengundang sejumlah pertanyaan dari berbagai elemen umat Islam Indonesia, apakah Blog I-I sudah mengecek alasan mengapa HAMAS menembakan roket-roketnya ke Israel. Sebelum sahabat Blog I-I membaca penjelasan berdasarkan informasi jaringan Blog I-I ini mohon informasi ini dibaca bukan sebagai pembentukan opini atau propaganda, karena bagaimanapun juga suatu konflik harus dicermati secara logis berdasarkan kalkulasi strategis dan taktis dari para pihak yang berkonflik. Juga mohon dilihat jangan dari satu sisi atau sentimen tertentu karena rasa simpati atau prihatin, melainkan gunakan secara maksimal perhitungan-perhitungan strategi dan taktik dalam memahami konflik Palestina - Israel. Permohonan saya ini untuk menghindari kesalahpahaman yang sering terjadi di dalam tubuh umat Islam yang seringkali kurang kritis dalam mencermati langkah-langkah strategis yang semakin melemahkan umat pada level nasional, regional, maupun global.
Hal yang tidak disukai atau bahkan ditakuti oleh Israel adalah kebangkitan bangsa Palestina sebagai satu kesatuan utuh dalam perlawanan mewujudkan kemerdekaan Palestina yang sesungguhnya, dan bukan hanya kelompok HAMAS. Mari kita mengingat sejarah kegagalan (Palestine Liberation Organization) PLO yang pernah menjadi representasi terkuat rakyat Palestina di masa lalu dalam berhadapan dengan Israel. Bagaimana kemudian perpecahan dengan faksi-faksi, sayap politik, militer dan perbedaan pandangan dalam mewujudkan negara Palestina yang berdaulat. Setidaknya ada 45 gerakan perlawanan rakyat Palestina yang jatuh bangun, bubar, membentuk baru lagi, dan seterusnya. Secara politik ada yang merupakan sayap kiri Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP), ada juga yang beraliran Marxist seperti Democratic Front for the Liberation of Palestine (DFLP), ada yang nasionalis Islam seperti Fatah yang memiliki sayap militer dan berbagai kelompok lainnya yang sempat sebagian besar sempat mendukung PLO, namun kemudian pecah kembali. Sebagaimana juga HAMAS, PLO pernah dimasukan dalam daftar kelompok teroris oleh Amerika Serikat dan Israel. Sehingga apa yang terjadi dengan HAMAS saat ini adalah pengulangan sejarah dan strategi Israel mencegah menguatnya nasionalisme bangsa Palestina yang bersatu.
Perlawanan dengan kekerasan/senjata menjadi pilihan yang tidak terelakkan oleh kelompok perjuangan rakyat Palestina apapun namanya termasuk HAMAS. Bahkan di masa depan pun akan tetap mirip kondisinya apabila strategi Israel tetap sama. Mengapa tidak terhindarkan? Hal ini dikarenakan oleh strategi provokasi dan tekanan-tekanan operasi militer dan intelijen Israel yang terus-menerus memancing kemarahan rakyat Palestina, dengan korban-korban yang berjatuhan di pihak Palestina, menyebabkan diambilnya keputusan oleh sayap militer Hamas Brigade al-qassam untuk meluncurkan roket-roket ke wilayah Israel sebagai peringatan agar Israel menghentikan aksi-aksi yang menyakiti rakyat Palestina di wilayah Palestina. Peluncuran roket oleh HAMAS ke wilayah Israel boleh dikatakan tidak berarti banyak dari sisi korban maupun kerusakan. Namun pihak Israel mengumumkan jatuhnya korban tiga serdadu Israel yang kemudian dibalas dengan serangan membabi buta dengan korban yang telah mencapai angka 333 orang tewas dengan luka-luka ribuan rakyat tidak berdosa. Apabila tidak ada upaya internasional mendesak penghentian serangan Israel maka angka korban tersebut akan terus bertambah. Dengan alasan HAMAS sebagai kelompok teroris, serangan-serangan militer Israel menghasilkan efek strategis yang luar biasa sebagai berikut:
Kepada sahabat Blog I-I Non-Muslim maupun Nasionalis Indonesia, mohon artikel ini jangan dilihat sebagai suatu subyektifitas Blog I-I yang cenderung membela umat Islam. Perhatikan artikel ini dari kacamata konflik dimana para pihak berupaya untuk mencapai posisi yang lebih baik untuk kemenangan baik secara teritorial dengan penguasaan fisik lokasi, maupun secara politik dengan dukungan warga dan dunia internasional.
Analisa Blog I-I
Analisa Blog I-I
Pertama, Palestina tidak dapat direduksi ke dalam perwujudan HAMAS karena HAMAS hanya salah satu wujud pengorganisasian perlawanan rakyat Palestina menghadapi Israel. Analogi sederhana di Indonesia misalnya adalah dua kubu pasangan capres-cawapres dimana salah satu kubu tidak dapat mengklaim sebagai satu-satunya perwujudan representasi seluruh rakyat Indonesia. Atau contoh lainnya adalah organisasi Islam yang cukup beragam di Indonesia dengan organisasi terbesar NU dan Muhammadiyah, tidak ada satupun yang dapat mengklaim sebagai satu-satunya perwakilan umat Islam Indonesia. Lebih jauh lagi, perlawanan rakyat Palestina terhadap pencaplokan wilayah oleh Israel berwujud dalam berbagai bentuk baik secara politik, sosial, budaya, dan berbagai bentuk ekspresi perlawanan yang mana intinya rakyat Palestina berjuang untuk tanah airnya, untuk masa depannya, dan untuk eksis sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Rakyat Palestina juga tidak homogen karena ada yang relatif lebih kaya, ada yang sedang, dan ada yang miskin. Ada yang taat beragama dan ada yang biasa saja, serta yang perlu diingat pula adalah bahwa disamping mayoritas Sunni Muslim, ada kelompok minoritas Kristen, dan Druze.
Dalam wujud perlawanan rakyat Palestina yang beragam tersebut, HAMAS merupakan bentuk perlawanan yang menggunakan senjata dan hal ini sangat wajar. Meskipun kekuatan HAMAS ibarat David melawan Goliath (Israel), namun perlawanan demi perlawanan terus dilakukan. Karena prinsipnya rakyat Palestina ingin tanah-tanah yang dijajah Israel dikembalikan kepada rakyat Palestina. Dengan berbagai aksi militer Israel dalam sejarah, tidak mengherankan apabila rakyat Palestina memberikan dukungannya kepada kelompok HAMAS sebagaimana terbukti dengan kemenangan HAMAS dalam pemilu pada tahun 2006. HAMAS terus tumbuh berkembang dari benih-benih gerakan intifada tahun 1987 menjadi gerakan politik dengan sayap militer terkuat di Palestina hingga saat ini.
Kedua, apakah serangan roket HAMAS merupakan provokasi yang menyebabkan Israel menyerang secara keji dengan pembunuhan warga sipil tak berdosa di jalur Gaza? Mengapa HAMAS melakukan serangan yang boleh dikatakan tidak mengurangi kekuatan Israel tersebut, malahan dijadikan alasan Israel untuk melakukan serangan yang tidak membedakan antara penduduk sipil dan berdosa dan sasaran militer? Hal ini adalah hasil dari operasi intelijen Israel yang licik namun berhasil mengenai sasaran strategis.
Perlawanan dengan kekerasan/senjata menjadi pilihan yang tidak terelakkan oleh kelompok perjuangan rakyat Palestina apapun namanya termasuk HAMAS. Bahkan di masa depan pun akan tetap mirip kondisinya apabila strategi Israel tetap sama. Mengapa tidak terhindarkan? Hal ini dikarenakan oleh strategi provokasi dan tekanan-tekanan operasi militer dan intelijen Israel yang terus-menerus memancing kemarahan rakyat Palestina, dengan korban-korban yang berjatuhan di pihak Palestina, menyebabkan diambilnya keputusan oleh sayap militer Hamas Brigade al-qassam untuk meluncurkan roket-roket ke wilayah Israel sebagai peringatan agar Israel menghentikan aksi-aksi yang menyakiti rakyat Palestina di wilayah Palestina. Peluncuran roket oleh HAMAS ke wilayah Israel boleh dikatakan tidak berarti banyak dari sisi korban maupun kerusakan. Namun pihak Israel mengumumkan jatuhnya korban tiga serdadu Israel yang kemudian dibalas dengan serangan membabi buta dengan korban yang telah mencapai angka 333 orang tewas dengan luka-luka ribuan rakyat tidak berdosa. Apabila tidak ada upaya internasional mendesak penghentian serangan Israel maka angka korban tersebut akan terus bertambah. Dengan alasan HAMAS sebagai kelompok teroris, serangan-serangan militer Israel menghasilkan efek strategis yang luar biasa sebagai berikut:
- Menghancurkan beberapa pusat operasi sayap militer HAMAS. Catatan yang mengkhawatirkan Israel adalah kepemilikan roket HAMAS dalam jumlah besar dengan variasi buatan Rusia (Katyusha), buatan Iran (Fajr-5), buatan China dan Suriah. Selain itu, yang lebih membuat Israel takut adalah kemampuan modifikasi roket yang dilakukan sendiri oleh HAMAS baik yang berdampak pada jangkauan maupun daya ledak. Sistem pertahanan dari serangan roket milik Israel yakni Iron Dome tidak akan mampu menahan laju serangan roket HAMAS apabila HAMAS dibiarkan terus mengembangkan kemampuannya dibidang roket. Bagi HAMAS pilihan strategi roket adalah lebih efisien dari pada serangan bom (termasuk bom bunuh diri) yang harus dilakukan dengan perencanaan yang lebih matang. Bagi Israel, serangan roket HAMAS harus segera dihentikan sebelum benar-benar berhasil mencapai target-target penting yang dapat melemahkan sistem pertahanan Israel.
- Menyalahkan HAMAS yang dipropagandakan sebagai pihak yang memprovokasi serangan Israel. Tujuannya untuk menghacurkan reputasi HAMAS yang dekat dengan rakyat yang tinggal di jalur Gaza, sehingga terjadi perpecahan dalam dukungan publik Palestina kepada HAMAS.
- Lebih jauh lagi memecah belah persatuan rakyat Palestina, karena bagaimanapun efek dari suatu keadaan yang sulit adalah rakyat akan ada yang tetap gigih berjuang dengan senjata, namun akan ada yang menentangnya demi keadaan yang lebih aman dan damai.
- Memberikan efek "ketakutan" di kalangan rakyat Palestina dengan memupuskan harapan karena pameran kekuatan militer yang menghancurkan wilayah yang sebelumnya relatif aman dan sedang berkembang secara sosial-ekonomi.
- Mengecilkan dukungan orang kaya Palestina karena perhitungan ekonomi tentang biaya konflik yang meningkat serta rusaknya sejumlah sarana dan prasarana di wilayah yang dihancurkan dengan bom-bom udara Israel.
- Target paling penting jangka panjang yang akan berulang adalah mereduksi Palestina sebagai HAMAS yang dilabelkan dengan terorisme, sehingga Palestina menjadi identik dengan teroris, padahal hal ini terbalik dimana Israel yang telah melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat Palestina.
Ketiga, semua yang saya sampaikan diatas adalah tidak berdasarkan pada sentimen atau emosi maupun simpati, melainkan sebuah kajian taktis dan strategis dimana dalam konflik apapun semua pihak ingin keluar sebagai pemenang. Di kala Zionism telah mengalami kebangkrutan ide dan dukungan internasional, Israel membangun apa yang disebut sebagai hak membela diri dari serangan "teroris" HAMAS. Hal ini tampaknya masih laku di dunia Barat khususnya Amerika Serikat yang memberikan dukungan kepada Israel. Sementara bagi HAMAS penggunaan roket dengan meluncurkannya ke wilayah Israel bukan hanya serangan-serangan kosong melainkan bagian dari uji coba modifikasi roket yang kemudian berhasil dideteksi oleh intelijen Israel sehingga akhirnya Israel memutuskan untuk melakukan serangan yang kemungkinan akan tetap menjadi pilihan tanpa mempedulikan korban di pihak Palestina karena bagi Israel hal itu juga merupakan survival bagi eksistensi negara Israel.
Akhir kata, terserah kepada para sahabat Blog I-I dalam menyikapi konflik di jalur Gaza. Satu hal yang mana seluruh rakyat Indonesia sepakat adalah bahwa korban rakyat sipil Palestina merupakan tragedi kemanusiaan yang harus segera dihentikan. Adapun mengenai mengapa para pihak yang bertikai masih terus melanjutkan konflik bersenjata untuk kembali kepada pilihan strategi dan taktiknya masing-masing.
Semoga dapat memberikan tambahan penjelasan kepada sahabat-sahabat Blog I-I yang mengikuti perkembangan konflik Palestina-Israel.
Salam
Senopati Wirang
Komentar
Posting Komentar