Klarifikasi Soleman Ponto tentang Propaganda Allan Nairn


 
Allan Nairn dan Soleman Ponto

Old soldiers never die, intelligence never retire, hari ini Blog I-I menerima informasi dari jaring Blog I-I yang dekat dengan mantan Kepala BAIS, Laksda TNI AL (Purn) Soleman B. Ponto yang merupakan klarifikasi sahabat Ponto tentang propaganda ngarang bebas dari Allan Nairn. Untuk lebih jelasnya silahkan baca sumber berita yang telah mempublikasi penjelasan sahabat Ponto berikut ini: Twitter Soleman B Ponto, Klarifikasi Soleman Ponto dan Penjelasan Soleman Ponto. Sebagai media untuk belajar tentang hal-hal strategis dan intelijen, Blog I-I ingin memaparkan bagaimana Allan Nairn melakukan pemelintiran informasi melengkapi artikel sebelumnya Tentang Propaganda Allan Nairn. Mari kita simak dan pelajari bersama!


Pertama

Tulisan Allan:

One official, retired Adm. Soleman Ponto, who is not a supporter of the coup movement, is the former chief of military intelligence (BAIS) and currently advises the state intelligence agency (BIN). Though he declined to comment directly when I asked him about specific intelligence reports, Soleman said that it was “very clear” that SBY, whom he called a friend, helped fund the movement, “giving through a mosque, giving through a school, SBY is the source.” 

Catatan: tidak ada posisi "penasihat" atau yang memberikan advise (saran) kepada BIN atau Kepala BIN. Posisi yang ada adalah staf khusus Kepala BIN yang terdiri dari para pakar di berbagai bidang dan DISK atau DAS. Allan menanyakan "laporan intelijen yang spesifik" dan hal ini mencerminkan adanya kebocoran informasi rahasia. Perkiraan Blog I-I, Allan memanfaatkan kecerobohan Ahok dan Pengacaranya yang mengungkap adanya hasil laporan penyadapan komunikasi Presiden ke-6 SBY dengan Ketua MUI yang dinyatakan Allan sebagai specific intelligence reports. Seolah-olah Allan tahu bahwa ada laporan intelijen khusus tentang hal itu, padahal hanya duga-duga atau prasangka Allan berdasarkan heboh kecerobohan Ahok dan pengacaranya.


Bantahan Ponto:

Konteks pertemuan Ponto dengan Allan bukan wawancara resmi melainkan sebuah diskusi dengan tema keikutsertaan Agus Yudhoyono (AHY) dalam kontestasi pilkada DKI Jakarta. Kemudian bahwa dikatakan SBY secara tidak langsung menyumbang untuk aksi protes FPI lewat masjid dan sekolah, itu adalah kesimpulan dari sdr Allan Nairn.

Tulisan Allan jelas ada gap atau tidak nyambung ketika pertanyaan tentang specific intelligence reports, dijelaskan bahwa Ponto menolak memberikan komentar langsung, namun Allan mengutip pernyataan Ponto yang seolah menggambarkan SBY memberikan dana kepada FPI. Hal ini dapat diperdebatkan dan harus merujuk kepada fakta apabila ada rekaman pembicaraan atau diskusi antara Allan dan Ponto.


Kedua

Tulisan Allan:

More broadly, Ponto said, “almost all the retired military” and “some current military back SBY” in supporting the FPI-led protests and the coup movement. He said he knows this because — in addition to his being an intelligence man — the pro-coup generals are his colleagues and friends, many of whom correspond on the WhatsApp group known as The Old Soldier. The admiral said that for the movement’s military sponsors, the Ahok issue is a mere entry point, a religious hook to draw in the masses, but “Jokowi is their final destination.” 

Bantahan Ponto:

Bagaimana dukungan para purnawirawan terhadap SBY? Sbg purnawirawan sangat mungkin akan mendukung SBY dlm mewujudkan tujuan politik anaknya. Terlebih di militer ada l’esprit de corp. ada sentimen angkatan juga. Jadi wajar jika ada dukungan dari para purnawirawan.
Dari mana diketahui dukungan itu? Saya jawab dari percakapan di WAG OSG sangat terlihat dukungan kepada SBY.

Informasi yang sinkron hanya sumber informasinya yakni grup Old Soldiers Whatsapp, namun apakah informasi tersebut akurat dan berapa banyak purnawirawan TNI yang bergabung dalam grup tersebut serta bagaimana representasi angkatan dan informasi dasar lainnya tidak cukup untuk menyimpulkan bahwa almost all the retired military and some current military back SBY. Cukup jelas bagaimana Allan mencoba menggiring pembaca untuk berpikir atau bahkan berprasangka sebagaimana dinyatakan oleh Allan.

Ketiga

Tulisan Allan:

As for the tactic of a straight army assault on the palace in a coup d’etat, Ponto said that would not happen. This one would be “a coup d’etat by law,” resembling in one sense the uprising that toppled Suharto in 1998, except that in this case the public would not be on the revolt’s side — and the army, rather than defending the president, would be working to bring him down. The FPI-led protestors, he said, would enter the palace and congress grounds, then try to get inside and set up camp until someone made them leave. 

“It would look like People Power” — the people gathered by FPI and their allies, but in this case, “with everything paid. The military would just do nothing. They only have to go to sleep” and let the president fall. 

Bantahan Ponto:

Terkait statement saya bahwa “sasarannya sebenarnya adalah Jokowi”, Saya tegaskan lagi, saat itu kami diskusi soal situasi aksi 411 dan 212. Faktanya adalah sasaran aksi ke Istana Merdeka, dimana demonstran menuntut Jokowi memecat Ahok. Saya katakan, ini menjadi pressure bagi RI-1. Lalu dikatakan bahwa People Power sudah ada yg mengongkosi dan militer tinggal tidur, saya tegaskan ini adalah kesimpulan sdr Allan. Saya tidak bicara soal hubungan militer dengan makar.  

Sangat berbeda bukan? Allan menyimpulkan keterlibatan militer dalam makar, sementara Ponto bicara tentang tekanan yang dialami Presiden dari aksi 411 dan 212.

Belakangan juga muncul spekulasi bahwa Allan Nairn adalah agen CIA yang bertugas melemahkan Indonesia dengan melakukan propaganda memecah belah Indonesia. Apakah benar demikian?

Berdasarkan investigasi Blog I-I, dapat disampaikan bahwa Allan Nairn adalah wartawan yang sedang mengalami krisis dan bekerja demi uang untuk kepentingan siapapun yang membayarnya. Pada pilpres 2014, Allan sangat gencar memojokkan capres Prabowo Subianto dan cukup berhasil memperkuat prasangka buruk masyarakat terhadap Prabowo. Kelompok atau orang yang sama (sedihnya adalah ybs adalah tokoh Indonesia yang sangat paham intelijen) yang menggunakan Allan Nairn pada tahun 2014, kembali mengaktifkan Allan Nairn untuk membidik Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo yang sangat solid dalam memimpin TNI. Mengapa Panglima TNI menjadi sasaran, hal itu tidak lain karena sikapnya yang NETRAL dalam politik kekuasaan diterjemahkan sebagai membiarkan atau bahkan mendukung kelompok Islam anti Ahok.


bersambung......

24 April 2017

Allan Nairn diduga kuat bukan anggota organik CIA (operatives), melainkan lebih sebagai agent of influence atau agent provocateur yang pernah digunakan CIA sebagai agen yang disewa/dibayar untuk mengkondisikan suatu negara sebelum CIA melakukan covert actions. Sebagai agen, Allan bebas mencari tambahan uang dari manapun dalam ruang lingkup covernya sebagai jurnalis investigasi. Jurnalis investigasi merupakan cover umum yang banyak digunakan oleh agen-agen sejenis di berbagai belahan dunia karena relatif dipandang wajar ketika melakukan aksi penyelidikan di negara lain. Sebagian hasil investigasi dipublikasikan secara bombastis untuk meningkatkan popularitas, dan sebagian yang lebih sensitif masuk menjadi laporan agen kepada pengendalinya. Karena sudah terbiasa sebagai agent of influence atau agent provocateur, maka Allan cukup lumayan lihai dalam mengolah propaganda pembentukan opini publik untuk tujuan tertentu dalam kasus yang dibahas di sini adalah mengkondisikan penggantian Panglima TNI, dengan memberikan alasan kepada Presiden Jokowi untuk mengambil tindakan.

Dari analisa tersebut, jelas terang benderang kemungkinan siapa yang menggunakan Allan tersebut, yakni untuk kepentingan kekuasaan Presiden Jokowi. Persoalannya kemudian adalah apakah Presiden Jokowi tahu atau bahkan merestui langkah-langkah pengkondisian penggantian Panglima TNI? Kemungkinan besar tidak, Presiden Jokowi tidak tahu permainan ini. Presiden hanya mengeluhkan mengapa Panglima TNI tidak seratus persen memberikan dukungan kepada keinginan Presiden untuk membela Ahok. Mengapa Panglima TNI melakukan sejumlah pendekatan kepada pimpinan umat Islam bahkan cenderung menjadi dekat dengan umat Islam dalam dinamika Aksi Bela Islam yang menargetkan Ahok. Kemudian orang dekat Jokowi yang sangat lihai dalam bidang intelijen dan bahkan memiliki lembaga intel partikelir mengambil inisiatif tersebut. Mohon ma'af, Blog I-I tidak dapat menyebutkan nama atau kelompok yang memanfaatkan Allan Nairn tersebut.

Singkat kata, politik adalah kepentingan dan kekuasaan yang memang sangat busuk dan kadangkala kurang memperhatikan dampak negatifnya. Orang-orang seperti Allan Nairn yang jelas-jelas tidak pernah memikirkan kepentingan bangsa Indonesia mendapatkan ruang untuk merusak harmoni sosial politik dan hubungan antar lembaga serta meningkatkan syak wasangka saling curiga dalam masyarakat Indonesia. Sedihnya, orang atau tokoh Indonesia sendiri yang melakukan hal itu dengan memanfaatkan Allan yang hanya seorang pekerja propagandis yang sudah pudar pengaruhnya. Hal ini cukup menjadi bahan kajian singkat ini agar seluruh bangsa Indonesia tidak terkecoh oleh propaganda Allan dan menjadi bingung dan menduga-duga bahwa ada kepentingan asing yang bermain. Apa yang terjadi adalah kepentingan kekuasaan dalam negeri memanfaatkan orang asing untuk menciptakan opini negatif tentang TNI dengan target Panglima TNI.

Kepentingan AS di Indonesia tidak tercermin dalam artikel Allan Nairn sehingga kecil kemungkinan merupakan pesanan CIA, bahkan Allan sedikit menyinggung soal Presiden Trump dan kedekatannya dengan sejumlah tokoh Indonesia sebagai bumbu penyedap yang diolah dengan sedikit memasukan elemen ISIS dalam pembahasannya. Tidak ada manfaat yang dapat diambil AS dengan kisruh politik di Indonesia karena paska 1998 Indonesia praktis berada dalam kubu negara-negara demokratis yang perlu didukung stabilitasnya. Mungkin ada yang berpikir tentang ancaman Islam politik yang memanfaatkan demokrasi? Atau mungkin ada yang berpikir tentang melindungi pemerintahan Jokowi? Semua salah besar, sikap Presiden Jokowi yang nasionalis memiliki resiko merugikan negara-negara mitra dagang termasuk AS. Yang pasti dengan sudah banyaknya masalah AS di Timur Tengah, di semenanjung Korea, serta ancaman terorisme global, devisit perdagangan,  cita-cita membuat Amerika great again tidak akan ditambah lagi dengan mengacak-acak Indonesia yang relatif stabil dan bersahabat dengan AS.

Demikianlah analisa Blog I-I. Betapa pentingnya kita membaca secara hati-hati setiap informasi yang kita terima. Hal ini juga sekaligus pesan kepada seluruh elit politik, elit militer, elit polisi, elit intelijen maupun para mantan pejabat agar lebih berhati-hati dalam berdiskusi atau memberikan pendapat dengan wawancara kepada orang-orang sejenis Allan Nairn.

Akhir kata, hari ini tanggal 24 April 2017, Blog I-I ingin menyampaikan pesan yang sangat penting kepada Presiden Jokowi bahwa anda harus memperhatikan perilaku orang-orang yang anda pikir mendukung namun tindakan aksinya justru dampaknya merugikan anda. Apabila pemerintah terus-menerus mengulangi blunder politik dengan menggunakan teknik-teknik intelijen baik dalam membela Ahok, dalam mempermalukan Presiden ke-6 SBY, memojokkan oposisi Prabowo, dalam rekayasa makar, dalam menjauhi umat Islam, serta dalam upaya menyingkirkan Panglima TNI, maka Blog I-I hari ini meramalkan KEKALAHAN Presiden Jokowi dalam pilpres 2019. Apabila saya masih hidup berumur panjang dan apabila komunitas Blog I-I tidak bubar atau dihancurkan oleh intelijen resmi, maka akan saya tuliskan secara lengkap mengapa Presiden Jokowi pasti KALAH dalam pilpres 2019.

Adapun tanda-tanda kekalahan Jokowi juga akan tampak dalam peristiwa alam yang sangat sederhana yaitu, bencana alam yg berturut-turut pada masa-masa akhir kepemimpinan Jokowi.

Apabila saya keliru menilai dan menganalisa, mohon ma'af kepada seluruh pihak yang disebutkan atau tersirat dalam artikel ini. Semakin senja, semakin banyak dosa yang terbuat dari tulisan-tulisan Blog I-I. Semakin banyak bicara dan semakin banyak menulis, tentunya kadang terjadi luput sehingga tercipta kekeliruan. Walaupun perkiraan Blog I-I tidak pernah meleset, hal itu tentunya hanya kebetulan belaka dan tidak terlepas dari izin Allah SWT dalam mengungkapkan perkiraan-perkiraan. Sekali lagi mohon ma'af sekiranya ada pembaca yang merasa tersinggung atau tidak nyaman dengan seluruh artikel-artikel Blog I-I.

Salam Intelijen
Salam Waskita

Senopati Wirang    

Komentar

Postingan Populer