Mencermati Lembaga Survei Menjelang Pilpres

Artikel kali ini akan pendek saja dan lebih tepat dilihat sebagai catatan serius terhadap kredibilitas Lembaga Survei yang menjamur di Indonesia. Lembagai survei sesungguhnya memiliki posisi yang cukup penting dalam mengukur minat atau kecenderungan pemilih terhadap pasangan capres-cawapres, namun belakangan ini lembaga-lembaga survei menghadirkan hasil-hasil survei yang bertolak belakang bahkan ada yang perbedaannya melebihi 10%, sebuah hasil yang dapat dipastikan bahwa tidak mungkin hasil-hasil survei yang bertolak belakang tersebut benar semuanya. Salah satu dari hasil survei pasti salah atau memang sengaja direkayasa dalam rangka kampanye kelompok tertentu. Hal ini sangat tidak sehat karena bukan saja merusak kepercayaan publik dan menghancurkan metodologi survei yang telah dipercaya, melainkan juga telah menjerumuskan bangsa Indonesia ke dalam ilusi statistik.

Pelacuran para pembuat survei demi memperoleh keuntungan finansial ditengarai marak menjangkiti sejumlah lembaga survei. Saya tidak akan menuduh siapapun walaupun data Intelijen Indonesia sangat lengkap tentang siapa-siapa saja yang melakukan survei. Kebenaran tidak dapat disalahkan, dan sebaliknya hal-hal yang salah baik secara metodologi maupun niat rekayasa juga tidak dapat dibenarkan. Oleh karena itu, marilah kita semua mencatat baik-baik hasil-hasil survei yang telah dipublikasikan dan bandingkan dengan hasil quick count dan hasil resmi penghitungan. Kita perlu lebih tegas dalam mencermati para pembohong berkedok survei yang menodai metode ilmiah dalam ilmu sosial. Mereka yang mengeluarkan hasil yang sangat jauh berbeda dari kenyataan dapat dipastikan masuk dalam kelompok pembohong dan hal ini merupakan harga dari kredibilitas yang telah diperjualbelikan. Singkat kata, hasil-hasil survei yang dimanipulasi akan memiliki perbedaan yang signifikan dengan hasil pemilu yang sesungguhnya baik yang dihitung melalui quick count maupun hasil resmi. Penilaian paling mudah yang dapat menjadi pegangan sahabat Blog I-I adalah pernyataan keunggulan salah satu pasangan yang direkayasa akan terjawab manakala ternyata yang diunggulkan lembaga survei ternyata kalah. Maka lembaga survei tersebut dapat dipastikan tidak kredibel dan atau pembohong besar. Mari kita tunggu bersama !

Salam Intelijen
Senopati Wirang 

Komentar

Postingan Populer