Agresi Brutal Israel VS Perlawanan Hamas: Strategi Indonesia menyikapi konflik Palestina - Israel

Salah satu negara yang rutin mengawasi Blog I-I adalah Israel, tepatnya sekitar 1300-an kunjungan dari Israel yang membuka halaman-halaman artikel pada Blog I-I. Hal ini mencerminkan "ketertarikan" Israel terhadap Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia khususnya umat Islam perlu meningkatkan kemampuan pengumpulan informasi, intelijen, analisa dan penyusunan strategi yang tepat dalam menyikapi dinamika konflik Palestina - Israel. Mengapa demikian? karena respon-respon yang baik dari Indonesia dalam upaya membantu rakyat Palestina jangan sampai patah ditengah jalan atau dimanfaatkan untuk tujuan lain oleh kelompok tertentu, khususnya untuk menarik simpati umat Islam Indonesia.
Diperlukan kesungguhan, niat tulus, dan langkah kongkret dari Indonesia apabila ingin terlibat dalam proses damai Palestina - Israel. Selain itu, diperlukan pula kekuatan yang solid di dalam negeri dalam rangka menghindari operasi intelijen Mossad yang akan memecah belah persatuan Indonesia. Salah satu indikasi kuat dari operasi Mossad tersebut adalah pemanfaatan terpecahnya rakyat Indonesia dalam pemilu 9 Juli 2014. Janganlah semangat bersimpati kepada bangsa Palestina diwarnai perpecahan umat Islam Indonesia karena di dalam negeri terjadi perbedaan tipis dalam dukungan capres/cawapres. Terdapat beberapa indikasi yang mendorong semakin dalamnya perbedaan sikap para pendukung yang sangat mudah dieksploitasi oleh Mossad untuk merusak PERSATUAN INDONESIA, antara lain sbb:
  • Tersebarnya isu di media sosial yang mempertajam konflik dalam menyikapi perbedaan hasil quick count dengan tuduhan adanya operasi hacking terhadap sistem komunikasi dan teknologi yang digunakan lembaga-lembaga survei termasuk teknologi yang digunakan KPU. Tujuannya adalah untuk menghancurkan kredibilitas sendi-sendi demokrasi terkait pemilu baik pihak penyelenggara pemilu maupun pihak yang berkontribusi dalam penilaian pelaksanaan pemilu baik pengawas, lembaga survei, dll. 
  • Maraknya "penghinaan" dengan sebutan-sebutan yang "merendahkan" kepada kedua pasangan capres/cawapres yang mengatasnamakan masing-masing pendukung. Hal ini jelas bagian dari operasi propaganda bandwagoning dan labelling yang bertujuan memperdalam perbedaan diantara kekuatan-kekuatan politik di dalam negeri. Menurut penyelidikan Blog I-I, kebanyakan propaganda hitam tersebut dilakukan oleh kelompok tanpa nama (anonim) yang bersembunyi dibalik nama-nama akun samaran. Contoh yang paling jelas misalnya adalah twitter triomacan2000 yang telah menghilang setelah jaringan Blog I-I membidiknya melalui upaya strategis kepada pihak yang berwenang. Meskipun kemudian lahir lagi akun-akun gelap, semoga ada efek jera karena tidak mudah untuk membangun akun dengan follower dan popularitas yang besar.
  • Di dalam masing-masing pendukung pasangan capres/cawapres telah disusupi oleh pihak-pihak yang secara ceroboh mendorong fanatisme kelompok mengatasnamakan ideologi yang sebenarnya baik, namun direduksi ke dalam pandangan yang cenderung sektarian sehingga mengalami situasi yang "canggung" bagi siapapun yang menang untuk membangun kembali PERSATUAN INDONESIA. Hal ini bukan penyusupan dari intelijen asing, melainkan didorong oleh motivasi haus kekuasaan yang seharusnya dapat segera terdeteksi. Hal ini juga seyogyanya dapat segera diatasi dengan baik, apabila unsur pimpinan dalam masing-masing koalisi mengingatkan pentingnya sikap kebangsaan, kenegarawanan yang mementingkan nasib rakyat Indonesia daripada ambisi kelompok.
  • Euforia hasil quick count dilakukan oleh masing-masing pendukung dalam berbagai bentuk ekspresi yang diberitakan oleh kelompok media pendukung. Hal ini telah menciptakan suasana "perbedaan" yang semoga tidak mengarah kepada "permusuhan" yang sangat berbahaya. Walaupun hasil resmi akan menyelesaikan masalah ini, namun rasa "sakit" dari kekalahan pemilu akan semakin dalam dan berpotensi memperlemah soliditas demokrasi dan politik nasional Indonesia lima tahun ke depan. Hal ini disebabkan oleh "rasa tidak enak" yang akan cenderung lama dirasakan dan akan terefleksi dalam dinamika politik nasional di parlemen. Hal ini juga bukan karena operasi intelijen asing, melainkan lebih sebagai dinamika yang wajar, namun apabila dalam masa penantian pengumuman resmi terus diwarnai oleh pemberitaan yang berbeda akan melemahkan PERSATUAN INDONESIA.
Lha mengapa Blog I-I lebih banyak menyoroti situasi paska pilpres 2014? Dimana isu Palestina - Israelnya?

Sebelum kita melakukan langkah dan manuver politik internasional, ada baiknya kita mengukur kemampuan dan kondisi dalam negeri kita. Langkah yang telah ditempuh oleh Pemerintahan SBY sudah tepat dengan mengutuk keras agresi brutal Israel dan mendorong PBB baik di New York maupun Jenewa untuk mengambil langkah pencegahan agresi lanjutan. Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri juga mengupayakan langkah-langkah diplomatis lainnya seperti melalui berbagai lembaga internasional seperti Organisasi Konferensi Islam (OKI), Gerakan Non-Blok (GNB) dan forum internasional lainnya untuk menekan Israel agar menghentikan aksi militer tidak manusiawi di jalur Gaza. Selain itu, himbauan kepada WNI di sekitar lokasi konflik Gaza untuk melapor kepada perwakilan terdekat juga memiliki arti perlindungan WNI.

Kemampuan Indonesia semakin membaik dari waktu ke waktu dengan berbagai perbaikan yang menyebabkan Indonesia memiliki peranan regional dan global yang diakui dunia. Namun demikian, kita juga memiliki potensi "konflik" sesama warga bangsa sebagaimana sedikit tercermin dari memanasnya situasi menjelang, saat pelaksanaan, dan paska pilpres 2014. Perlu diakui bersama bahwa terdapat kecenderungan perpecahan yang "berbahaya" yang hanya dapat dicegah oleh sikap negarawan dari pasangan nomor 1. Prabowo Subianto - Hatta Rajasa dan pasangan nomor 2. Joko Widodo - Jusuf Kalla. Bahkan dalam rangka menekankan pentingnya situasi yang stabil dan damai, Panglima TNI dan Kapolri sampai menyatakan kesiapan untuk menindak siapapun yang coba-coba menciptakan situasi tidak aman. Hal itu sesungguhnya tidak perlu apabila kedua pasangan memiliki hati nurani untuk menerima apapun hasil pemilu 2014 dengan ikhlas. Menang ataupun Kalah, rakyat Indonesia memerlukan situasi kondisi yang kondusif dalam proses transisi pemerintahan di tahun 2014 ini.

Sekarang mari kita lihat konflik Palestina - Israel
Alasan agresi Israel biasanya merupakan bagian dari strategi nasional Israel yang bertujuan pencegahan menguatnya kelompok-kelompok perlawanan yang memiliki kekuatan militer di Palestina. Pada era Fatah yang kuat, Israel juga menyerang Fatah, kemudian ketika PLO memiliki sayap politik dan militer Israel juga menyerangnya, sekarang dimana Hamas menjadi kekuatan politik dan militer, maka Israel pun berupaya melemahkannya. Hal ini sudah dipastikan akan selalu dilakukan Israel hingga akhir zaman sebelum lahirnya kekuatan nyata Palestina sebagai sebuah negara berdaulat. Karena penulis pernah dilatih Israel, maka dapat disampaikan kepada bangsa Indonesia, kepada umat Muslim Indonesia bahwa langkah nyata yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut: 
  1. Perbaikilah pemahaman-pemahaman tentang agama Islam, hal ini sangat penting dalam menciptakan pemahaman global yang senada sehingga tidak mudah dipecah belah melalui adu domba politik seperti telah terjadi dengan lahirnya faham-faham yang melemahkan persatuan Islam seperti lahirnya sekte-sekte yang berlindung dibawah kebebasan beragama. Meskipun di dalam Alquran, surat Al Baqarah 256 ada pernyataan la ikraha fiddin, namun hal itu berdasarkan pada kejelasan perbedaan antara kebenaran dan kesesatan, sehingga secara logika seharusnya umat manusia memilih kebenaran. Namun realita akan selalu ada manusia yang memilih kesesatan, sehingga konflik jahat-baik pun tidak terelakkan. Perhatikan bahwa meskipun dalam agama Yahudi juga terjadi perbedaan pandangan, namun persatuan Yahudi jauh lebih solid dan hampir tidak pernah terjadi konflik sesama Yahudi kecuali pada era zaman kenabian dimana kelompok yang mengikuti nabi-nabi dan yang menentangnya terjadi. Sementara itu, di dunia Islam sejak era khalifah terakhir Ali bin Abi Thalib RA, hingga saat ini kita melihat konflik saling bunuh antara Sunni dan Shiah. Kemudian antara Arab dan Non-Arab pada era terakhir Kekuasaan Utsmani Turki yang diprovokasi oleh penjajah Barat yang kemudian memecah belah tanah dan Arab dan menciptakan negara-negara baru di Timur Tengah sebagaimana kita kenal sekarang, termasuk lahirnya Israel.
  2. Sehubungan dengan perbaikan pemahaman tentang Islam, umat Islam Indonesia perlu berhati-hati dalam mendeklarasikan JIHAD di jalan Allah SWT. Hal ini sangat penting guna menghindari konflik sesama anak bangsa Indonesia yang dalam kurun waktu 20 tahun terakhir tercabik-cabik oleh perbedaan dalam menyikapi jihad dalam konteks perang atau qital. Selama 20 tahun lebih terjadi perdebatan tentang jihad di Indonesia yang kemudian tereduksi dengan faham penegakan ajaran Islam dimanapun anda berada dengan jalan kekerasan yang didominasi oleh kelompok yang berafiliasi kepada konsep jihad Al-Qaeda yang mendapat label terorisme dari Barat. Strategi Al Qaeda yang banyak diikuti oleh berbagai kelompok Islam di dunia kemudian berhadapan dengan Amerika Serikat dan negara-negara dimana kelompok tersebut beroperasi termasuk Indonesia. Sungguh sangat disayangkan bahwa semangat jihad tersebut kemudian menciptakan suatu keadaan dimana sebagian umat Islam Indonesia yang tergabung dalam Jemaah Islamiyah kemudian berhadapan dengan sesama Muslim. Indonesia sebagai negara-pun berupaya melenyapkan ancaman terorisme tersebut, akibatnya terjadi perbedaan pemahaman yang mendasar tentang bagaimana berjihad yang sesungguhnya. Jangan sampai konflik-konflik di luar negeri, seperti di Palestina, Irak, Suriah, Afghanistan, dll dimana umat Islam mengalami tekanan yang hebat melahirkan generasi jihad yang melabel Pemerintah Indonesia sebagai thagut karena bagaimanapun juga terdapat konteks masalah yang sangat jauh berbeda. Kedamaianan dan Persatuan Indonesia yang telah terbangun sejak Indonesia merdeka telah diperjuangkan oleh berbagai golongan dengan peranan terbesar berada di pundak umat Islam sebagai mayoritas yang mendeklarasikan jihad melawan Belanda dan Jepang. Bahwa dalam perjalanannya kini menjadi negara demokratis, hal ini merupakan suatu dinamika politik yang juga oleh mayoritas dianggap yang terbaik dan mampu membawa bangsa Indonesia kepada kondisi yang lebih baik pula.
  3. Mulailah belajar tentang strategi dan taktik secara sungguh-sungguh. Hal ini sangat penting karena agresi brutal Israel bukan tanpa alasan dilakukan di bulan puasa, bukan juga tanpa alasan dengan mempropagandakan Hamas sebagai kelompok teroris, bukan pula ketidaksengajaan dengan menargetkan wilayah Gaza dengan korban anak-anak dan wanita yang pada hari keempat ini telah mendekati angka korban seratusan. Dengan dukungan jaringan Yahudi internasional, agresi sebrutal apapun yang dilakukan Israel akan "sulit" dibawa ke pengadilan internasional, akan selalu terlambat untuk dihentikan, dan akan "dilindungi" oleh pendukung-pendukungnya yang berada di sekeliling negara-negara yang kuat di dunia, khususnya negara yang memiliki veto di Dewan Keamanan PBB. Telah banyak sanksi dan resolusi PBB terhadap Israel, namun tidak ada yang efektif karena kekuatan (power) pengaruh Israel melalui "lobby" jaringan Yahudi-nya yang sangat kuat. Artinya, bila anda ingin berkontribusi pada level internasional maka bangunlah kekuatan anda dengan sungguh-sungguh di berbagai bidang. Bila anda menguasai ekonomi/bisnis, bila anda menguasai teknologi tinggi, bila anda memiliki kekuatan maka anda akan dapat menjadi pemimpin atau setidaknya dapat mempengaruhi perjalanan sejarah umat manusia. Maka berlomba-lombalah dalam menimba ilmu pengetahuan, pelajarilah science, pelajarilah ekonomi, teknologi, dan juga strategi dan tingkatkan pemahaman anda tentang orang lain, tentang bangsa lain yang juga selalu meningkatkan kemampuannya.
  4. Terkait dengan strategi Israel tersebut, kita jangan terjebak dalam semangat anti-semit yang cenderung rasis meskipun Israel sangat rasis dalam menilai kelompok etnis lain di dunia. Strategi yang lebih tepat adalah bukan dengan mengkampanyekan kebencian terhadap Yahudi sebagai suku bangsa, melainkan menentang ketidakadlan dan perilaku jahat yang dilakukan negara Israel terhadap bangsa Arab yang tinggal di Palestina. Pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan Israel perlu dilihat sebagai kejahatan kemanusiaan sebagaimana juga pernah dilakukan oleh Pemerintahan Nazi Jerman terhadap umat Yahudi. Dengan menghindari aspek labelling etnisitas, dan berkonsentrasi pada fakta-fakta kejahatan, keadilan yang kita junjung akan kuat dan terlepas dari bias sentimen perbedaan suku bangsa. 
  5. Strategi tentunya akan sia-sia tanpa kekuatan, maka perkuatlah kekuatan nyata di dunia dalam rangka meningkatkan pengaruh yang dapat membawa perubahan yang baik di dunia. Kekuatan utama yang paling awal adalah persatuan, baik dengan mengikatkan hati-hati kita untuk diniatkan menegakkan kebenaran. Berikutnya tentunya saja kondisi keuangan, kemampuan politik dan kekuatan militer. Kita tidak perlu menunggu sampai semuanya tercapai, namun ketika kekuatan belum memadai maka perlu dilakukan persiapan-persiapan memperbaiki kondisi nasional Indonesia, kondisi umat Islam Indonesia, dan kondisi sikap dan keimanan yang dilandasi oleh niat yang lurus dan benar.
  6. Langkah kongkret Indonesia membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza merupakan langkah jenius dengan nilai kemanusiaan yang sangat tinggi. Salut dan salam hormat kepada sahabat-sahabat dari Mer-C yang menginisiasi dan mewujudkan ide tersebut. Rumah sakit yang baru selesai beberapa bulan lalu tersebut telah terkena dampak serangan Israel dan masih memerlukan dana milyaran rupiah untuk dapat beroperasi secara normal. Donasi rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina dalam wujud rumah sakit bukan hanya simbol melainkan langkah nyata JIHAD yang juga beresiko nyawa karena serangan brutal Israel tidak hanya diarahkan kepada kelompok bersenjata melainkan juga menargetkan kalangan sipil masyarakat biasa.

    Ḥarakat al-Muqāwamah al-ʾIslāmiyyah atau "Islamic Resistance Movement" (HAMAS)

    Gerakan perlawanan Islam yang sering disingkat dengan HAMAS saat ini merupakan alasan Israel melakukan serangan brutal. Hal ini dapat dipahami dengan fakta bahwa Hamas mendapatkan dukungan rakyat Palestina dan memiliki kekuatan militer yang dinilai sebagai ancaman bagi keamanan Israel. Itulah sebabnya Hamas dinyatakan sebagai kelompok teroris dan Israel berupaya melemahkannya dengan berbagai operasi intelijen dan militer. Namun karena karena Hamas menerapkan strategi perang gerilya di kota yang berada ditengah-tengah lingkungan penduduk (pemukiman) maka, langkah efektif menghancurkan Hamas menjadi sangat sulit. Tetapi ketika intelijen militer Israel memiliki informasi kepemilikan roket dan berbagai peralatan artileri jarak jauh yang dapat mencapai wilayah Israel, maka Israel akan segera melakukan serangan menghancurkan kekuatan militer Hamas tersebut. Hal ini sesungguhnya telah berulang kali terjadi termasuk ketika Israel menyerang Lebanon dengan alasan bahwa pejuang Palestina lari dan bersembunyi di Lebanon.

    Strategi hit and run yang diterapkan oleh sebagian sayap perlawanan militer Hamas dan beberapa kelompok afiliasi lainnya dapat dipahami sebagai suatu perjuangan memerdekakan rakyat Palestina dari penindasan. Namun dari sisi Israel hal itu dilihat sebagai ancaman bagi negara Israel. Konflik ini akan berulang-ulang lagi dikemudian hari karena sikap keras dari kedua pihak yang berlandaskan pada sejarah yang sangat panjang, berdasarkan pada permusuhan yang kompleks yang disebabkan oleh perbedaan etnisitas maupun agama. Tipu daya demi tipu daya selalu dibangun oleh pihak yang kuat (Israel), sementara survival dan aksi nekat dengan kekerasan selalu dilakukan oleh pihak yang lemah (Palestina). Konflik semacam ini juga terjadi di berbagai belahan dunia lain seperi konflik Irlandia Utara (lemah) melawan Inggris (kuat).

    Fakta bahwa Hamas menguasai jalur Gaza sangat tidak diinginkan oleh Israel, karena apabila dibiarkan akan semakin memperkuat Hamas. Lahir dari semangat intifada pada masa akhir tahun 1980-an atau tepatnya ditahun 1987, Hamas terus tumbuh berkembang menjadi kekuatan politik dan militer (khususnya Brigade al-Qassam). Sebagai kelompok Sunni, Hamas dipengaruhi oleh metode gerakan Ikhwanul Muslimin yang cepat berkembang karena efektifitas organisasinya. Kemenangan Hamas dalam pemilu 2006 mencerminkan popularitas dan dukungan rakyat Palestina kepada Hamas, hal ini tentu sangat mengkhawatirkan Israel karena Hamas juga memiliki sayap militer terkuat di Palestina. Sebagaimana juga pendahulunya Fatah atau PLO, Hamas juga bersikukuh dalam hal perbatasan dan pengakuan negara Palestina, sehingga strategi pembicaraan damai hanya berlangsung sebentar dan Israel jelas tidak percaya dengan Hamas dan merasa terancam oleh Hamas.

    Disamping adanya serangan-serangan kecil dan sporadis Hamas terhadap Israel yang jarang menimbulkan korban jiwa di kalangan masyarakat sipil, Israel mengembangkan propaganda bahwa Hamas juga berafiliasi dengan negara paling stabil di Timur Tengah saat ini, yakni Iran. Hal ini dilakukan untuk memecah belah dukungan terhadap Hamas, khususnya dari negara-negara Arab yang secara tradisional kurang bersahabat dengan Iran. Faktor Sunni-Shiah juga dimainkan dalam rangka melemahkan perlawanan rakyat Palestina. Kepemimpinan Khaled Meshaal yang ahli strategi membuat Israel tidak mempunyai pilihan lain secara strategis selain berupaya menghancurkan Hamas. Karena secara teori apabila Hamas berhasil dilemahkan maka perlawanan rakyat Palestina akan kembali berantakan tidak terkoordinasi dengan baik.

    Sementara itu, Hamas yang telah mempelajari bagaimana kegagalan Fatah dan PLO dalam menghadapi tipu daya Israel, memilih untuk terus membangun kekuatan nyata baik secara politik, sosial (hubungan dengan rakyat Palestina), dan militer. Dalam kaitan itu, Hamas membangun hubungan dengan siapapun yang dapat mendukung peningkatan kekuatan Hamas. Dukungan internasional terhadap Hamas pada umumnya berasal dari negara-negara Arab/Islam yang bersimpati kepada perjuangan rakyat Palestina. Kemungkinan bantuan dari Iran dalam catatan Blog I-I juga telah terjadi, karena sesuai dengan teori bahwa ketika menghadapi Israel maka Sunni dan Shiah dapat mengesampingkan permusuhan dan bersatu melawan Israel. Hal inilah yang sangat ditakuti oleh Israel, yakni persatuan Islam yang memiliki strategi dan kekuatan nyata. Kepemilikan peralatan militer artileri ringan oleh sayap militer Hamas yang dianggap sebagai ancaman oleh Israel merupakan salah satu alasan Israel melakukan serangan membabi buta di jalur Gaza. Selain itu, faktor lain yang juga menyebabkan Israel melakukan serangan adalah fakta bahwa popularitas Hamas terus meningkat di jalur Gaza karena Hamas menyediakan bantuan-bantuan sosial dan memperhatikan kebutuhan rakyat Palestina di Gaza. Apabila seluruh penduduk Palestina di Gaza bersatu dengan Hamas, maka dapat dibayangkan terjadinya peningkatan ancaman terhadap Israel.

    Beberapa insiden intelijen Hamas dan Israel juga terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini dimana masing-masing pihak secara aktif mengumpulkan informasi intelijen yang akan digunakan dalam operasi-operasi militer yang bertujuan melemahkan kontrol terhadap kawasan Gaza. Insiden-insiden serangan atau bentrok militer juga telah terjadi namun dalam skala yang jauh lebih kecil. Israel sebagai negara yang kuat tidak mau didikte oleh konflik-konflik yang dapat menurunkan rasa aman Israel sehingga keputusan strategi serangan brutal-pun dilaksanakan tanpa memperhitungkan aspek kemanusiaan.

    Blog I-I tidak akan mengungkapkan detail data tentang Hamas karena Israel secara aktif memantau Blog I-I. Namun setidaknya Blog I-I ingin menyampaikan kepada umat Muslim Indonesia dan Pemerintah RI untuk ekstra hati-hati paska kutukan keras Indonesia terhadap Israel, paska manuver diplomasi RI yang bertujuan menekan Israel, karena retaliasi Israel biasanya akan mewujud dalam bentuk intervensi intelijen melalui agen-agen Mossad yang dikendalikan dari Singapura.

    Salah satu peluang Mossad adalah mengadu domba sesama anak bangsa Indonesia yang baru saja menyelesaikan pemilu. Kehati-hatian dalam penghitungan suara dengan pengawasannya, serta perlindungan terhadap informasi dan jalur komunikasi serta teknologi data base yang digunakan KPU harus ditingkatkan, mohon disampaikan kepada Presiden RI bahwa ini sangat-sangat serius. Ini menjadi tantangan bagi Badan Intelijen Negara dalam meningkatkan operasi counter intelijen, menjadi tantangan bagi Lembaga Sandi Negara melindungi informasi dan sistem komunikasi, menjadi tantangan bagi Polri dan TNI untuk terus menjaga keamanan. Terakhir terntunya juga menjadi tanggung jawab para pasangan calon Presiden/Wakil Presiden dan para pendukungnya untuk semakin berhati-hati dengan perkembangan isu-isu yang berpotensi menghancurkan masa depan Indonesia.

    Ingat ! Kita sudah terlanjur mengambil sikap keras terhadap Israel demi membela saudara-saudara kita di Palestina. Apakah Israel akan diam berpangku tangan melihat stabilitas dan kredibilitas Indonesia di dunia?

    Semoga bermanfaat.
    Salam Intelijen
    Senopati Wirang


    Komentar

    Postingan Populer